BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menilai kaum perempuan merupakan pusat kehidupan dan guru pertama bagi semua anak sebagai penerus generasi bangsa.
Heryawan mengatakan, semua anak di mana pun ketika belajar dan bersekolah, maka sekolah pertama dan guru pertama adalah ibunya sendiri yang merupakan seorang perempuan. ”Tentu kita bisa merasakan betapa ketangguhan ciptaan tuhan yang bernama perempuan. Saya sepakat kalau perempuan kita sebut sebagai sentral of life atau pusat kehidupan,” kata Heryawan usai upacara peringatan hari ibu di Bandung, kemarin (22/12).
Aher mengatakan, hari ibu merupakan momentum untuk mengenang perjuangan para perempuan dengan cara memperjuangkan hak-hak mereka sebagai warga negara yang setara dengan kaum laki-laki. ”Tentu tidak akan pernah mungkin ada kemajuan tanpa kemajuan bersama-sama,” lanjutnya.
Aher mengatakan, di antara masyarakat separuhnya merupakan kaum ibu yang juga perempuan. Dia pun memastikan seluruh masyarakat baik itu laki-laki maupun perempuan pasti terlahir dari rahim seorang ibu. ”Karena itu kaum perempuan adalah sentral kehidupan bagi perempuan lain dan bagi laki-laki. Karena mereka juga adalah anak dari kaum perempuan,” kata dia.
Aher mencontohkan, jika di sebuah rumah seorang ibu sakit, dipastikan semua urusan yang terkait dengan kebutuhan rumah tangga atau pun dapur akan sulit. Sebab, ayah tidak akan bisa secara sempurna menggantikan peran seorang ibu.
”Maka kita harus menghadirkan penghormatan pada kaum perempuan sebagai sentral of life, perempuan sebagai sumber kebaikan, sebagai guru pertama generasi bangsa,” kata dia.
Senada dengan Gubernur, Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan menilai harus ada peningkatan kualitas hidup bagi perempuan dan juga kaum ibu agar berdampak pada upaya menyiapkan anak-anak sebagai calon penerus bangsa.
”Kita berharap capai-capaian kita dalam pembangunan menggambarkan keseriusan Provinsi Jawa Barat untuk terus meningkatkan indeks pembangunan gender dan juga indeks pemberdayaan gender,” kata Netty.
Dikatakan Netty, upaya yang dilakukan dalam meningkatkan partisipasi pendidikan bagi anak perempuan dinilai semakin baik. Menurutnya, keterlibatan perempuan di ruang strategis seperti DPRD, baik provinsi maupun kabupaten/kota termasuk jabatan penting di ruang birokrasi dan penguasaan sumber ekonomi semakin terbuka bagi perempuan. ”Mudah-mudahan ke depan upaya-upaya ini berkorelasi pada penurunan kasus-kasus kekerasan dan juga tindak diskriminatif yang sering kali menimpa kaum perempuan dan kaum ibu, itu harapannya,” kata dia. (mg1/ign)