BANDUNG – Tiga orang dewan pengawas PD BPR Kota Bandung Periode 2017-2020 dilantik wali kota, kemarin (20/12).
Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil berpesan dengan dibentuknya dewan pengawas itu agar BPR lebih konsen dan fokus menjadi bank rakyat. ”Saya sudah mereformasi Bank PBR ini, yang dulunya semua orang dikasih pinjam sehingga banyak hutangnya sekarang itu tidak boleh,” kata Ridwan pada Jabar Ekspres, kemarin.
Sebab kata Ridwan, BPR harus bisa menjadi bank rakyat, kasih mikro kredit tanpa agunan, bunga rendah dan lainnya yang saat ini sudah dijalankan. ”Produknya ada tiga. Ada kredit melati, malawan rentenir. Kredit mesra berbasis masjid, ada kredit bagja,” sebut Ridwan.
Sehingga Ridwan meyebutkan kali ini pola kerja BPR diubah, bukan lagi bank yang didatangi konsumen, tetapi konsumen yang dating ke bank. Dan kata dia, yang menjadi tolok ukur kemajuan bank tersebut, rentenir di kota Bandung sudah hilang. ”Kalau warga sudah dimudahankan, tidak lagi harus terintimidasi. Sehingga efeknya, ekonomi di kota Bandung meningkat,” katanya.
Direktur BPR Kota Bandung Rio Zakaria meyambut baik dengan adanya dewan pengawas ini, sebeb dia tidak menampik masih ada kekurangan dalam penengelolaan Bank BPR ini. ”Ini sangat baik, untuk membuat BPR Kota Bandung makin bagus lagi. Apa lagi tiga orang yang dilantik ini seperti Pak Asep Effendi, Rektor Universitas Sanggabuana yang ahli di bidang akuntansinya tidak diragukan lagi. Lalu ada Pak Rukanda salah satu manager perusahaan teknologi, sehingga bisa menangani kelemahan BPR dalam bidang teknologi, dan yang ketiga ada Seraldi Hanafi yang sudah pengalaman di salah satu bank swasta yang nantinya akan menerapkan budaya kerja di bank swasta,” urainya.
Rio menyebutkan posisi dewan pengawas sangat penting, sebab bisa mengontrol direksi agar sesuai dengan program kerja yang sudah dibuat pemkot Bandung. ”Membina dan mengawasi program kerja yang dibentuk pemkot,” tutupnya. (pan/ign)