SUMEDANG – Dalam beberapa tahun kedepan Pemerintah Desa Tanjung Kecamatan Surian merencanakan akan membentuk sebuah ’Desa Singgah’, sebelum menjadi sebuah ’Desa Wisata’. Seperti diungkapkan Kepala Desa Tan jung Ade Suryaman saat memulai obrolannya.
”Jauh sebelum menjadi sebuah Desa Wisata, Pemerintah Desa Tanjung akan merencanakan terlebih dahulu menjadi sebuah Desa Singgah,” ujar Ade Suryaman kepada Sumeks, kemarin (19/12).
”Itu dilakukan agar masyarakat yang berada di wilayah Bendungan Sadawarna dapat menikmati dampak pembangunan Bendungan Sadawarna. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi dengan keberadaan Bendungan Sadawarna menjadi sebuah berkah bagi mereka. Misalnya, warga dapat mempu nyai penghasilan ataupun pekerjaan,” terangnya.
Bahkan, apabila semua infras truktur telah diperbaiki dan akses sudah membaik, Desa Tanjung juga akan merencanakan membuat berbagai arena petualangan. Seperti, Flying Fox, outbon atau pun arena petualangan lainnya.
”Hal itu tentunya dapat menarik para pengunjung yang datang ke Bendungan Sadawarna. Selain berwisata ke Bendungan Sadawarna, mereka juga dapat singgah dan menikmati sarana dan prasarana yang ada di Desa Tanjung atau Desa Singgah tersebut,” jelasnya.
Selain menjadi Desa Singgah, kata Ade, potensi alam Desa Tanjung sangat mendukung apabila dijadikan sebuah lokasi wisata agribisnis. Seperti adanya kebun salak liar yang tidak terawat dengan baik.
Kata Ade, kebun salak liar itu apabila ditata dan di kem-bangkan menjadi sebuah area wisata agrobisnis tentunya akan menjadi suatu hal menarik dan produktif. Lebih jauh lagi, akan menjadi sebuah penghasilan bagi warga.
”Tanaman salak yang ada diganti dengan salak pondoh ataupun salak berkualitas lainnya. Pengunjung dapat menjadikan kebun salak sebagai area petualangan. Mereka dapat mulai mengambil, mengupas dan memakannya di tempat,” tandasnya.Untuk mewujudkan kebun salak itu menjadi area wisata agribisnis, Ade menyebutkan pemerintah Desa Tanjung juga telah berkoordinasi dengan berbagai pihak. Dengan Perhutani diantaranya.