PUSAKANAGARA– Harga gas elpiji 3 kilogram melambung tinggi hingga mencapai Rp27 ribu per tabung. Dengan melambungnya harga elpiji 3 kg itu, sangat memberatkan masyarakat, terutama pedagang kecil di Pantura Subang. Hal itupun dikeluhkan Cani, seorang pedagang kecil asal Kampung Karangtambah Desa Pusakaratu Kecamatan Pusakanagara.
Menurut Cani yang sehari-harinya menjual pecel dan gorengan di sekitar Desa Pusakaratu, dengan kondisi melambungnya harga tabung gas 3 kg itu sangat membebani dan memberatkannya. Apalagi harganya diatas HET pada kisaran Rp25 ribu hingga Rp27 ribu.
“Kadang cari tabung gas 3 kg ini susah dicari, ya terpaksa dibeli walau harganya mahal,” ujarnya.
Cani yang sudah berjualan pecel dan gorengan sejak tahun 2009 dengan kelangkaan gas 3 kg dan harganya melambung membuat biaya modal jualannya juga bertambah. Sedangkan keuntungam dari hasil jualannya itu tidak menentu.
“Ga punya cadangan tabung gas, saya hanya punya satu, dan hasil jualannya juga tidak menentu untungnya,” tambahnya.
Sedangkan Cani yang sudah lama ditinggal suaminya punya anak empat orang , satu orang sudah bekerja dan tiga orangnya lagi masih sekolah SMP, SD kelas 6 dan kelas 3. Namun dia mengaku telah mendapat program PKH.
“Namun untuk usaha jualannya itu terkadang sulit mencari tabung gas, ada juga mahal harganya,” tuturnya.
Diapun berharap sangat bahwa harga gas elpiji 3 kg bisa lebih murah atau dijual sesuai dengan HET. Jika mahal tentu memberatkan masyarakat, termasuk dirinya yang bergantung pada gas elpiji 3 kg.(dan/din)