BANDUNG – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Jawa Barat akan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) pada tanggal 21-23 Desember di Bandung. Tentunya Musda ini akan melahirkan kepemimpinan baru di tubuh KNPI Jabar, sebagai bukti bahwa perkaderan dan estapeta kepemimpinan di KNPI berjalan sesuai dengan konstitusi (AD/ART).
Para calon Ketua KNPI pun bermunculan untuk berlomba dalam memperebutkan kursi nomor satu pemuda di Jawa Barat ini.
Salah satunya adalah Asep Komarudin yang kerap disapa Askom, mendeklarasikan dirinya dan memaparkan visi-misi nya di depan para OKP dan tamu undangan, untuk maju dalam pemilihan Ketua DPD KNPI Jawa Barat Periode 2017-2020.
Askom yang juga merupakan Direktur Eksekutif lembaga survey and consulting Pilkada Landscape Politik Lokal Indonesia memaparkan, hari ini kita harus mengakui bahwa sebagai pemuda kita tidak mempunyai grand design yang jelas, padahal secara kependudukan, pemuda mempunyai kekuatan 35 persen dari masyarakat Jawa Barat, dan ini seharusnya menjadi wadah dalam hal pembangunan.
“Jadi persoalan di kita itu adalah kita tidak punya grand design pembangunan kepemudaan itu arahnya kemana, padahal kita mempunyai kekuatan 35 persen penduduk di Jawa Barat, maka kita harus punya grand design pembangunan kepemudaan yang memang nanti turunannya senantiasa memiliki blue print, yaitu titik fokus apa yang dikejar oleh pemuda tersebut,” ujar Askom usai deklarasi di Grand Asrillia Hotel Jalan Pelajar Pejuang Bandung, Selasa (19/12).
Oleh karena itu, ia menawarkan grand design Pemuda Hebat untuk dijadikan sebagai visi-misi dalam membangun pemuda Jawa Barat kedepan.
Dijelaskan Askom,.Hebat itu adalah representasi dari Harmoni dalam kebhinekaan, Empati dalam kebersamaan, Berdikari dalam pemikiran dan pendirian, Aspiratif dalam kebijakan, dan Terdepan dalam kemajuan.
“Saya punya solusi yakni pemuda hebat, pemuda hebat ini memang harus hebat, hebat disini pemuda jawa barat dia harus harmoni dalam kebhinekaan kita harus menjadi simbol pemersatu, KNPI harus bersatu 10 tahun kita diombang-ambing oleh dualisme, dan tahun 2018 sudah saatnya kita menyongsong persatuan,” katanya.
Selanjutnya, sebagai pemuda kita harus memiliki sikap empati terhadap pemuda yang lain, artinya kita merasakan apa yang dirasakan pemuda yang lain. Karena empati ini sudah mulai hilang dalam diri pemuda.