NGAMPRAH – Sebanyak 149 jiwa dari 35 keluarga terdampak pergerakan tanah di Kampung Neundeut, RT 1, RW 5, Desa Sukamanah, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Dari informasi yang diterima, pergerakan tanah terjadi tak lama setelah gempa berkekuatan 6,9 pada skala ritcher di Tasikmalaya pada 15 Desember lalu. Retakan tanah juga terjadi di beberapa titik dengan ke dalaman 20 cm-30 cm dan lebar 10 cm-20 cm.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD KBB, Dicky Maulana mengungkapkan, pergerakan tanah ini terjadi pada satu kampung.
Namun, retakan pada rumah ada yang skala besar dan kecil. Berdasarkan catatan BPBD, ada 149 jiwa yang terdampak retakan tanah. Mereka terdiri atas 62 laki-laki, 73 perempuan, 3 lansia, dan 11 balita.
“Saat ini petugas fokus pada evakuasi warga terhadap rumah yang rusak. Kami juga mengimbau kepada warga agar lebih waspada terhadap bencana di musim hujan ini,” katanya.
Dicky menambahkan, pergerakan tanah diperkirakan sudah terjadi sejak lama, tetapi warga setempat baru merasakannya pascagempa di Tasikmalaya beberapa hari lalu. Pergerakan tanah terus terjadi, terutama dipicu hujan dengan intensitas tinggi.
“Pergerakan tanah ini terjadi secara merambat. Jika cuaca hujan deras, memang memicu pergerakan tanah yang lebih berdampak,” ujarnya.
Diungkapkannya, saat ini petugas BPBD sudah memasang tenda darurat tak jauh dari permukiman warga. Tenda itu bisa digunakan warga untuk tempat pengungsian sementara.
“Tenda yang kami dirikan ini hanya bisa menampung hingga 50 orang. Sementara, warga juga banyak yang khawatir retakan tanah susulan bakal terjadi mengingat saat ini hujan terus turun,” ujarnya.
Dicky mengungkapkan, petugas siap siaga di lokasi untuk melakukan penanganan darurat saat terjadi retakan tanah. Beberapa titik retakan tanah kemarin pun sudah ditutup petugas. “Sejumlah petugas kami bersiaga di lapangan dengan terus memantau perkembangan retakan tanah ini,” paparnya.
Seperti diketahui, sejumlah bencana retakan tanah terjadi di Kabupaten Bandung Barat tahun ke tahunnya.
Dimulai pada April 2016, pergerakan tanah terjadi di Kampung Dengkeng dan Kubang, Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta.
Akibatnya, 6 rumah rusak berat, 3 rumah rusak sedang, dan 3 rumah rusak ringan.