Bandung – Komisi Pemilihan Umum Jawa Barat mengakui, sosialisasi untuk pemilih pemula belum begitu maksimal. Maka dari itu, KPU Jabar berencana di pertengahan Desember 2017 hingga April 2018 akan masif melakukan sosialisasi dengan menggandeng perguruan tinggi, sekolah sampai kerjasama dengan Dinas Pendidikan di seluruh Jawa Barat.
”Iya, memang belum maksimal. Mulai pertengahan Desember akan mulai mengintensifkan kegiatan sosialisasi,” tutur Komisioner KPU Jawa Barat Endun Abdul Haq di KPU Jabar, kemarin (14/12).
Endun menjelaskan, pemilih pemula dari tahun ke tahun terus bertambah. Tapi, jumlah tersebut berbanding terbalik dengan mereka yang menggunakan hak pilihnya.
”Kami mempersiapkan strategi sosialisasi untuk menyasar para pemilih pemula ini agar mau menggunakan hak pilihnya,” jelasnya.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, kata Endun, KPU Jabar akan bekerjasama dengan 30 perguruan tinggi serta Dinas Pendidikan di kabupaten/kota se-Jawa Barat.
”Nantinya ada MOU dengan PT dan sekolah-sekolah seperti membuat program Rock the Vote yang akan menyasar pemilih pemula baik mahasiswa, siswa dan siswi,” paparnya.
”Salah satunya rencananya, kita akan buat program KPU Goes to School, Cerdas Cermat hingga ke upacara setiap senin yang diketuai atau yang menjadi pembinanya adalah dari KPU,” tambahnya.
Selain itu, strategi yang tak kalah mumpuni adalah membuat aplikasi di Android yang dinamai Ups Challange. Aplikasi ini rencananya akan lebih banyak memuat konten sosiaalisasi dengan berbagai bentuk seperti video, game, dan konten menarik lainnya.
”Pembuatan aplikasi ini tentu sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah pemilih pemula termasuk dari kelompok disabilitas seperti, tunarungu dan tunatetra serta untuk menyasar semua elemen masyarakat lainnya,” tandasnya.
Sementara itu, Peneliti Senior dari Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli mengatakan, hasil survei menunjukkan jika tingkat pengetahuan Pemilihan Umum di Jawa Barat masih minim. Utamanya di pemilih pemula.
”Yang menjadi catatan adalah bagaimana mulai meningkatkan jumlah pemilih yang menggunakan haknya atau yang golput. Sebab, hasil survei masih banyak juga pemilih potensial tidak mau menggunakan hak pilihnya dengan alasan dari calon yang dipilihnya tidak sesuai,” tandasnya. (mg2/rie)