Dorong Santri Kuasai Teori dan Terapan

jabarekspres.com, BANDUNG – Arah kebijakan pembangunan Jawa Barat di bidang keagamaan tak lepas dari upaya peningkatan kualitas pendidikan agama dan keagamaan. Tujuannya, meningkatkan elemen: lembaga sosial dan pendidikan keagamaan agar lebih kekinian. Utamanya dalam pembangunan.

Sejalan dengan arah kebijakan dan target tersebut, salah satu program pendidikan kegamaan pada lembaga pendidikan non formal adalah bantuan hibah asrama (kobong) santri pondok pesantren.

BASIS PESANTREN: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan saat memberikan sambutan kepada ribuan santri, baru-baru ini.

Realisasi program hibah kobong ini sudah berjalan cukup lama. Tercatat pada Tahun Anggaran 2013 mencapai 1.222 pesantren, Tahun Anggaran 2014 sebanyak 742 pesantren (ditambah 250 kobong di ABPD Perubahan), Tahun Anggaran 2015 sebanyak 861 pesantren, dan Tahun Anggaran 2016 sebanyak 1.000 pesantren.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bertekad menghadirkan pesantren gemilang di Jawa Barat. ”Stigma pesantren tidak lagi kumuh, tapi maju dan melahirkan para pemimpin yang menguasai teori dan terapan,” tegas Heryawan atau akrab disapa Kang Aher, belum lama ini.

Aher menjelaskan, program hibah kobong ini terintegrasi dalam beberapa unsur. Di antaranya, peningkatan pemahaman dan pengamalan agama dan pembinaan majelis taklim, pembinaan lembaga sosial keagamaan melalui kegiatan pemberdayaan pesantren. Dan tidak kalah penting, pemberian bantuan hibah untuk Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) untuk 9.750 guru diniyah.

Menurut Aher, data di Kementrian Agama (Kemenag) Kanwil Jawa Barat mencatat jumlah pesantren di Jabar berkisar 6.000 unit. Namun, setelah dilakukan sensus ulang, jumlah di lapangan mencapai 12.498 pesantren. Perbedaan angka disebabkan banyak pesantren yang tidak mendaftarkan diri ke Kemenag RI.

Aher mengungkapkan, bantuan hibah kobong untuk pesantren sebanyak itu tentu saja tidak memungkinkan dalam satu tahun anggaran. Diawali pada 2013 dengan hibah kobong diberikan hanya kepada 1.222 pesantren, kini di 2017 bantuan hibah kobong baru mencapai 4.075 pesantren.

Sejauh ini, kata dia, perhatian Pemprov Jabar terhadap dunia pendidikan dilakukan secara luas. Namun, pesantren salafiyah belum tersentuh, terutama pesantren yang tidak menyelenggarakan pendidikan umum.

”Hibah ini diprioritaskan kepada pesantren yang banyak memelihara anak sekolah dan sarananya mesti dibantu karena tidak memenuhi kebutuhan,” imbuh Aher.

Tinggalkan Balasan