Ruang sauna tersebut berukuran 4 x 4 meter. Tinggi antara lantai ke plafon mencapai 3 meter. Sebelum ditutup plafon, dulunya digunakan plastik untuk membungkus area sehingga uap tidak keluar. Bangunan itu bisa ditemukan di belakang galeri produk kerajinan. Dikelilingi taman yang menambah suasana segar setelah melakukan sauna. ”Kapasitas ruangan bisa mencapai 20 orang, tapi normalnya digunakan 10–12 orang. Biar tidak berimpitan saat duduk,” tutur Tonny.
Awalnya sauna tersebut diperuntukkan buat pegawai sebagai ruang sterilisasi. Terutama mereka yang bekerja di area kompos. Namun, banyak staf kantor yang kemudian memanfaatkannya. Termasuk Tonny. Hampir saban hari. ”Saya jadi percaya diri ketika pulang dan bertemu istri setelah bersauna, hehehe,” katanya.
Keberadaan sauna itu kian menguatkan kesan bahwa TPA Manggar lebih mirip jujukan wisata. Betapa tidak, selain sauna, di tempat yang terletak di sisi timur Balikpapan tersebut, juga bisa ditemukan taman hijau, gazebo, galeri, area pembibitan, hingga arena outbound.
Arena outbound itu dilengkapi ayunan, jungkat-jungkit, jembatan gantung, flying fox, dan ATV (all-terrain vehicle). Terdapat pula bus wisata yang dimodifikasi berbahan dasar sampah. Juga motor cross. Pengelola juga menyiapkan area taman bacaan lengkap dengan ratusan koleksi buku bertema lingkungan hidup.
Pengunjung juga bisa melihat langsung proses pengolahan sampah. Mulai pemilahan sampah organik dan anorganik; pelaksanaan program 3R (reduce, reuse, recycle); proses pengolahan sampah menjadi gas metana; sampai penggunaan sampah sebagai tenaga pembangkit listrik.
”Setiap tahun ataupun bulannya pasti ada pengunjung, baik dari dalam maupun luar daerah. Mereka bisa masuk tanpa membayar tiket,” kata Tonny.
TPA Manggar dibangun pada 1997 dan rampung pada 1998. Dana pembangunannya berasal dari dana program pembangunan perkotaan wilayah Kalimantan. Fasilitas milik Pemerintah Kota Balikpapan itu berdiri di atas lahan seluas 27,1 hektare. TPA Manggar resmi beroperasi pada 13 Januari 2002 dan hingga kini terus bersolek.
Mengutip Balikpapan Pos (Jawa Pos Group), baru berada di pintu masuk saja, tanaman rimbun yang berjejer langsung menyambut. Melewati pos penjagaan, dekat jembatan timbang armada sampah DKPP, juga tampak asri dengan adanya taman. Bergeser mendekati zona sampah, terdapat ruang terbuka hijau yang dimanfaatkan untuk kantin.