jabarekspres.com, BANDUNG – Dinas pendidikan Kota Bandung gencar menyolialisasikan Tahapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Ini dilakukan untuk meningkatkan pendidikan di Kota Kembang.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana mengatakan, sistem penjaminan Mutu Pendidikan Internal merupakan suatu siklus yang kontinyu yang dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Ini dilakukan untuk menjamin peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan. Termasuk terbangunnya budaya mutu pendidikan di sekolah.
Elih mengungkapkan, sistem penjaminan mutu pendidikan di sekolah dibagi menjadi lima tahapan. Di antaranya, pemetaan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, Implementasi rencana peningkatan mutu, evaluasi/audit internal, dan penetapan standar mutu pendidikan.
”Pemetaan mutu dilaksanakan dengan menggunakan dokumen evaluasi diri yang di dalamnya termasuk instrumen evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional pendidikan (SNP) sebagai standar minimal dalam penyelenggaran pendidikan,” kata Elih di SMPN 2 Kota Bandung, Sabtu (18/11).
Dengan penerapan sistem penjaminan mutu, kata dia, tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan mutu sesuai SNP. Namun, mendorong terciptanya budaya mutu pendidikan dimana semua komponen di sekolah memiliki jiwa pembelajar dan selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman.
”Kita coba akselerasi terus dengan melakukan sistem penjaminan mutu secara internal. Jadi bagaimana lingkungan sekolah itu bersama-sama kepala sekolah guru dan lain-lain melakukan refleksi, evaluasi dan perbaiki mutu itu sendiri,” jelas Elih
Sstem yang dikembangkan oleh LPMP Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Republik Indonesia itu, terang Elih, SD 8 dan SMP 4 akan menjadi angkatan pertama di Kota Bandung.
”Dengan ekspose ini kita ingin menyalurkan ke sekolah-sekolah lain supaya sekolah-sekolah lain bersemangat. Insya Allah kita tindaklanjuti kita akan membuat kelompok kerja sistem pengendalian mutu internal sekolah supaya ini bisa berjalan di semua sekolah di kota Bandung,” paparnya.
Tujuan ekspose itu sendiri, kata dia, untuk menyemangati sekolah yang sudah tumbuh, sekaligus menyosialisasikan kepada kepala sekolah lain supaya bisa melihat apa yang dihasilkan teman-teman lainnya dengan melakukan spmb.
”Yang sudah berjalan semoga mereka tidak puas dan tidak berhenti hanya ketika didampingi oleh LPMP sebagai program tahunan. Tapi kita berharap ini bagian dari sirkulasi manajerial harian mendidik budaya mutunya itu sendiri yang belum kita support dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh kelompok kerja yang akan kita buat,” tandasnya. (pan/rie)