Sepekan di rumah sakit, jam tidur Echa sudah kembali normal. Bisa makan sendiri, jalan, dan bermain media sosial. Mengaku kangen dengan sekolah, tapi masih harus menunggu hasil observasi dokter.
M.OSCAR FRABY, Banjarmasin
DWI WAHYUNINGSIH, Surabaya
PONSEL pintar berwarna putih itu tak lepas dari genggamannya. Di sampingnya, sang ibu Siti Lili Rusita terus mendokumentasikan kegiatan anak perempuannya tersebut.
Sesekali Siti Raisa Miranda atau Echa, buah hati Lili dan Akhmad Mulyadi Noor itu, terlihat semringah. Tak tahu apa yang dilihatnya di layar handphone. ”Dia sudah bisa main medsos (media sosial) sekarang,” kata Lili tak kalah semringah kepada Radar Banjarmasin (Jawa Pos Group).
Kemarin siang itu (1/11) Echa sebenarnya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Terhitung sudah tujuh hari remaja putri 13 tahun tersebut dirawat di sana.
Tapi, kalau kemudian suasana terlihat ceria kemarin, itu disebabkan kondisi Echa yang kian membaik. Dia bukan lagi Echa si ”putri tidur” yang sempat pulas 12 hari pada 11–21 Oktober lalu. Dengan hanya sesekali bangun.
Echa mengalami kondisi tidur tak normal sejak Mei lalu. Gejala tersebut diprediksi keluarga muncul setelah setahun lalu dia mengalami kecelakaan. Namun, ketika dilakukan pemeriksaan saat itu, hasil CT scan menunjukkan, tak ada masalah pada tubuhnya.
Sekarang, selain telah siuman dan berkomunikasi dengan lancar, Echa sudah bisa makan sendiri tanpa bantuan orang tua. Sebelumnya, selama ”berhibernasi”, dia tampak lemas. Tiap kali bangun, tangannya sulit digerakkan. ”(Bisa makan sendiri, Red) itu yang menggembirakan. Terlebih, tidurnya seperti orang normal kembali,” ucap Lili kemarin.
Tidur Echa di malam hari kini rata-rata pukul 21.00 sampai pukul 07.00 Wita. Durasi tidur normal tersebut berlangsung sejak Minggu lalu (29/10). Setelah pihak rumah sakit melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan melibatkan tiga dokter sekaligus.
”Untuk durasi bangun tidur Echa, rata-rata lima sampai enam jam. Dan tidurnya pun tak lama lagi,” ujarnya.
Yang belum ”pulih”, Echa masih tidak mau berbicara dengan orang yang tak dikenal. Dia hanya diam tanpa menunjukkan ekspresi. Dia tidak menyahut saat Radar Banjarmasin berusaha mengajak bicara. Tapi, dia tak berkeberatan dipotret. Bahkan tak lupa tersenyum. ”Kalau dengan keluarga, Echa tidak diam seperti ini. Mungkin dia malu,” kata sang ibu.