Budiyanto Raih Anugerah Tokoh Nasional

Di mana sumber dananya berasal dari bantuan Donatur donatur Timur Tengah di antaranya Arab Saudi, Kuwait, Qatar dan Uni Emirat Arab dengan bimbingan KH. Ahmad Najiyulloh, Lc, yang selalu menyambungkan dengan para donatur.

Dan tidak lupa, Budiyanto terus melanjutkan aktivitas usahanya dengan pengembangan berbagai jenis usaha yang produktif. Salah satunya adalah kegiatan usaha limbah industri dengan kemitraan yang dilakukan bersama Hartono Muhammad Fadly dan Haji Muhammad Kunang.

Dengan kebersamaan usaha limbah itulah, akhirnya Budiyanto berkonsultasi dan menginisiasi bersama Hartono dan Haji Kunang membentuk Asosiasi Pengusaha Limbah Industri Indonesia yang disingkat Aspelindo. Budiyanto didapuk menjadi juru bicara (jubir) dan sekretaris jenderalnya.

Selain fokus pengembangan usaha limbah, Budiyanto sebagai Sekjen Aspelindo juga memberikan arahan, dorongan dan support ilmu kepada para pemuda di sekitar kawasan Industri Deltamas dan Delta Silikon, agar mandiri dan menjadi pengusaha dengan membantu pembiayaan pembentukan 34 Perusahaan Comanditer (CV) dan 18 Perusahan Perseroan Terbatas (PT). Semua pembiayaan pembuatan perusahaan sepenuhnya disupport Aspelindo.

Ujian berat yang dihadapi Budiyanto sebagai Sekjen saat Aspelindo dibentuk adalah adanya gejolak hebat di dunia industri. Di mana pergerakan kaum buruh lagi semangat semangatnya – eforia atas dicabutnya kebijakan pemerintah tentang tenaga kerja outsourcing sehingga para buruh banyak bertindak di luar kendali organisasinya.

Demo perusahaan tanpa mengenal waktu. Buruh bertindak seolah menjadi pemilik perusahaan. Oknumoknum serikat menjadi seperti pemegang saham sehingga melakukan tindakantindakan yang banyak merugikan perusahaan. Menutup akses jalan ke pabrik yang dianggap melanggar hukum, menutup akses perempatan jalan Lippo Cikarang dan pernah menutup Tol Jakarta Cikampek yang sangat merugikan masyarakat.

Dalam kondisi itulah akhirnya pengusaha limbah melakukan tindakan meluruskan pergerakan buruh yang menurut berbagai kalangan sudah mulai disorientasi. Sejak pertempuran “berdarah” itulah akhirnya semua pihak menahan diri. “Alhamdulillah sampai sekarang kondisi industri di Kabupaten Bekasi aman dan saling menjaga,” kata Budiyanto.

Atas usaha dan takdirnya, Budiyanto telah memiliki beberapa bidang usaha di bawah bendera PT. Putra Cikarang Bersama, PT. Mitra Karunia Sehati, PT. Barisan Taruna Cikarang Grup, PT. Akomodasi Asing Indonesia, PT. Putra Cikarang Mandiri, PT. Garda Indonesia Perkasa, CV. Mitra Toga Madania.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan