Ya, pria kelahiran 2 Juni 1979 itu memang melegenda di klub berkostum biru langit tersebut. Huda tidak pernah pindah ke klub lain sepanjang karir profesionalnya. Dia berseragam Persela mulai 1999 hingga meninggal kemarin.
Huda jugalah yang ikut membantu Kota Soto menembus kasta tertinggi sepak bola nasional. Dimulai dari Divisi II Jawa Timur 2000, perlahan Persela merangsek naik ke Divisi Utama. ’’Dia tidak tergantikan. Sosok pemain yang selalu membuat rekan setim tenang dalam bermain,’’ ungkap Charles Putiray, rekan Huda yang juga ikut mengantarkan Persela hingga ke liga utama pada 2002.
Atas dedikasi Huda selama 18 tahun, manajemen Persela berencana memensiunkan nomor punggung 1 milik Huda. Edi Yunan Ahmadi, manajer tim, menyatakan, hal itu merupakan bentuk apresiasi terhadap loyalitas Huda. Penghargaan untuk sosok legenda yang tidak akan tergantikan di Persela. ’’Huda adalah Persela. Dia pahlawan bagi kami,’’ tegasnya.
Selamat tinggal, Kapten. Selamat jalan. Semua aksimu pasti selalu dikenang. (*/c5/ang/rie)