Lempar Tomat Kebiasaan Adat Cikareumbi

Sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil petanian, warga di Kampung Cikareumbi RW 3 Desa Cikidang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat melakukan tradisi perang tomat yang digelar setiap tahun. Tak heran, tradisi yang sudah dilakukan beberapa tahun ke belakang ini menarik masyarakat sebagai tontonan sekaligus hiburan.

Laporan Hendrik Kaparyadi, KBB

Tomat, sebagai salah satu jenis sayuran yang sangat bermanfaat bagi tubuh di desa Cikareumbi dijadikan senjata untuk berperang antar kelempok. Namun, perang tersebut hanyalah sebuah acara adat yang biasanya dijadikan agenda tahunnan sebagai pesta rakyat kampaung Cikareumbi.

Beberapa sesepuh adat desa tersebut mengatakan, sudah sejak dulu perang tomat ini dijadikan simbol sebagai wujud rasa syukur atas melimpahnya hasil pertanian di desanya.

Bahkan sebelum perang tomat dimulai beberapa rangkaian adat Upacara Ngaruat Bumi dan Hajat Buruan menjadi acara initi yang memiliki makna memanjatkan doa kepada yang maha kuasa atas limapahan rezki yang diberikan.

“Jadi perang tomat teh ngan saukur simbol jeng miceun sifat awon nu aya didiri urang (Jadi perang tomat itu hanya simbol saja untuk membuang sifat buruk yang ada di diri manusia),” Budayawan Lembang, Mas Nanu Muda

Sebelum memulai perang tomat jajaran makanan darai hasil pertanian dipersembahkan berderet memanjang yang selanjutnya diiringi dengan untaian doa-doa menandakan perang tomat akan segera dimulai.

Ratusan warga kampung Cikarembi telah berkumpul memadati pinggir arena. Bahkan, dari deretan penonton banyak ditemui wisatawan asing dan deretan fotografer yang ingin mengabadikan ajang perang saling lempar tomat tersebut.

Arena perang yang memiliki luas panjang 200 meter dan lebar 3 meter Ini, disediakan 2 ton tomat yang menjadi alat utama ritual perang tomat sebagai rangkaian penutup rangkaian hajat lembur tersebut.

Dua kelompok pria dewasa dengan kostum topeng yang terbuat dari anyaman bambu tampa bersiap siap di dua sudut arena yang berbeda lengkap dengan perisai anyaman yang sengaja dibuat untuk menangkis lemparan tomat.

Dikatakan Nanu, saling lempar tomat ini layaknya seseorang saat melakukan ibadah haji (lempar jumroh,red) yang bertujuan mensucikan diri. Begitu juga dengan melempar tomat yang bertujuan menghilangkan sifat kejelekan manusia. “Bentuknya dengan melempar tomat,” kata Nanu seraya menyebutkan setiap tahun antusias dan dukungan dari masyarakat luar biasa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan