Kerap Pakai Resep Palsu, Oknum Pelajar dan Warga Sering Beli Obat Psikotropika

”Untuk saat ini wilayah Ci­mahi steril, tapi kedepan kita akan lakukan penyelidikan lagi, karena kalau sampai ter­bukti pasti kita akan panggil yang bersangkutan dan akan dicabut izinnya sementara,” katanya.

Selain mengecek obat-oba­tan, Dinas Kesehatan yang ikut melakukan sidak, turut memeriksa surat izin apotek dan izin praktik apotekernya

”Kami melakukan pengece­kan terkait izin sarananya, dari total sekitar 70 apotek yang ada itu sekitar 65 di an­taranya sudah berizin, sisanya masih proses pengajuan izin,” ujar Elly Herlia.

Dikatakan Elly, dari hasil pemeriksaan rutin yang dila­kukan, rata-rata yang men­jual obat-obatan keras tanpa resep itu justru toko obat yang tidak berizin.

Di sisi lain, Kapolda Jawa Barat Irjen Agung Budi meng­intruksikan untuk meme­riksa semua apotek di Jawa Barat. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi peredaran pil PCC di Jawa Barat.

Agung mengatakan, sejauh ini belum ditemukan langsung obat PCC yang sempat me­nyebar di Kendari. Namun beberapa hari lalu pihaknya bersama tim dari Polri men­gungkap adanya pabrik yang menyimpan bahan pembuat obat PCC.

”Pabriknya ada di Cimahi, tapi masih berupa bahan baku. Barang bukti yang ditemukan sebanyak empat ton,” kata dia kepada Jabar Ekspres di Ci­anjur, kemarin (21/9).

Menurutnya, setiap Polres su­dah diinstruksikan untuk me­meriksa setiap apotek dan toko obat. Tetapi belum ada laporan terkait keberadaan obat PCC.

Sejauh yang ketemukan, ada beberapa pemalsuan resep dan pemalsuan data dari BPOM. Teknisnya, sejumlah obat belum memiliki izin dari BPOM. Ter­masuk pemalsuan.

”Baru temuan tersebut, un­tuk obat PCC-nya belum. Tapi kami akan terus berupaya mengantisipasi penyebaran­nya di Jawa barat,” kata dia.

Sementara itu, Wakil Bu­pati Cianjur Herman Suherman mengaku, sudah mengeluar­kan surat edaran ke setiap apotek untuk tidak memper­jualbelikan PCC. Apalagi, obat tersebut sudah banyak mema­kan korban.

”Jangan sampai di Cianjur juga ada korban. Memang sekarang belum ada, tapi langkah antisipasi tetap per­lu dilakukan,” ucap dia sam­bil mengungkapkan, beren­cana ikut melakukan sidak ke apotek di Cianjur. ”Pokoknya akan kami berantas, apalagi Cianjur memiliki program keagamaan anti maksiat,” sambungnya. (ziz/bay/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan