“Saatnya kita kumpulkan, kita jadikan itu sebagai artefak untuk dokumentasi generasi baru,” ucap Ridwan.
Sementara itu terkait Hari Jadi Kota Bandung (HKJB), sebut Ridwan secara keseluruhan ada 14 kegiatan besar yang dirangkaikan. Mulai dari Bandung Great Sale, Bandung Air Show, Bandung Light Festival, hingga Senibandung#1. Tetapi di samping itu, ada puluhan event lain yang dilangsungkan secara mandiri oleh warga di kelurahan-kelurahan bahkan hingga ke tingkat RW.
”Festivalnya dilaksanakan di level RW, tapi pemusatan tetap ada. Inilah yang mencerminkan semangat kolaboratif. Seremonialnya hanya satu upacara, tapi sisanya ada seratusan pentas seni dari seni musik tari teater dan lain-lain,” ungkap Ridwan.
Tema HJKB yang diangkat tahun ini adalah Bandung Kolaboratif. Tema tersebut sejalan dengan tema perayaan HUT ke-72 Republik Indonesia, yaitu kerja bersama. “Jadi temanya, dengan semangat kerja bersama menuju Bandung Juara,” imbuhnya.
Dirinya meyakini bahwa Kota Bandung bisa menjadi seperti hari ini berkat kerja sama dari semua pihak, terutama warga. Masyarakat yang kompak telah melancarkan pembangunan yang berkualitas. ”Warga Bandung itu punya semangat volunteerism yang tinggi, bahasa Bung Karno-nya semangat gotong royong. Itulah yang menjadi ciri dan semangat Bandung hari ini,” ucap pria berkacamata itu.
Ridwan menambahkan, peringatan HJKB tahun ini akan lebih istimewa dengan adanya nikah massal yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis) Kota Bandung. Gagasannya datang dari warga sendiri melalui Ikatan Petugas Sosial Masyarakat di bawah Dinas Sosial. Ia mengatakan, kegiatan ini adalah upaya untuk meningkatkan indeks kebahagiaan Kota Bandung.
”Berdasarkan survei, hal yang paling membahagiakan warga adalah keharmonisan keluarga dan interaksi sosial. Maka saya ikut mengkampanyekan program pengentasan kejombloan dengan mendorong agar segera menikah supaya kebahagiaan warga meningkat,” ujar Ridwan seraya berkelakar. (hms/ign)