jabarekspres.com, SOREANG – PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kerta Raharja siap memberikan pelayanan penyaluran kredit sanitasi, yang dapat dipinjam oleh masyarakat sebagai bagian dari program perbaikan sanitasi diseluruh wilayah Kabupaten Bandung.
Direktur Utama (Dirut) PT BPR Kerta Raharja, Mochamad Soleh Pios yang di wakili Kepala divisi Kepatuhan Beni Subarsyah mengatakan, menanggapi keluhan masyarakat Kabupaten Bandung tentang perbaikan sanitasi. BPR Kerta Rahaja sebagai lembaga keuangan, memiliki komitmen untuk mendukung program pemerintah untuk meningkatkan sanitasi dan kesehatan masyarakat.
“Program keuangan mikro yang kami miliki namanya program MCR (Mudah, Cepat dan Ringan ) dengan suku bunga ringan sebesar 0,75% memungkinkan mekanisme kredit yang terjangkau untuk masyarakat, dengan proses aplikasi yang mudah cepat dan ringan ,” jelas Beni Kepada Wartawan di Soreang, kemarin (10/9).
Menurutnya Pemerintah kabupaten Bandung dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) melalui program IUWASH (Indonesia Urban Water and Sanitation and Hygiene) bekerja sama menyediakan pinjaman keuangan mikro untuk masyarakat Kabupaten Bandung. Sejak tahun 2014 lalu, PT. BPR Kerta Raharja sudah melakukan kerjasama dengan dinas Kesehatan kabupaten Bandung untuk menangani permasalahan sanitasi dan kesehatan masyarakat.
“BPR Kerta Raharja lewat kredit mikro sanitasi mendorong warga untuk membangun septik tank yang akan meningkatkan kualitas sanitasi dasar. Septik tank baru tersebut akan menampung dan mengolah limbah manusia dan mencegah limbah tersebut mencemari sungai, air tanah disekitar rumah warga,” katanya
Diberitakan sebelumnya puluhan rumah di Kampung Sukasari RT 1 RW 7 Desa/ Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung masih melakukan Buang Air Besar (BAB) langsung ke selokan disekitar pemukiman mereka. Air selokan yang kering mengakibatkan tinja yang langsung dibuang ke selokan mengendap, menimbulkan bau tak sedap dengan kerumunan lalat yang rawan menimbulkan bibit penyakit.
Somali (46) salah seorang warga setempat mengatakan sejak lama warga di kampungnya sebagian besar tidak memiliki septiktank. Meski sebenarnya hampir setiap rumah memiliki kamar mandi namun tinjanya langsung dibuang ke selokan dekat rumah mereka yang lebarnya sekitar 50 sentimeter itu. Sebenarnya, kata dia warga dikawasan pemukiman padat itu bukan tidak menyadari pentingnya kebersihan lingkungan, namun sayangnya karena rata-rata rumah mereka cukup padat. Sehingga tak memiliki lahan untuk membuat septik tank disetiap rumah, ukarnya.