Dia merupakan salah seorang yang turut serta mendirikan Rumah Berdaya. Bagi ODS lain, Angga adalah kawan bicara yang baik. Dia memang tidak senang banyak bicara, tapi banyak tahu. Dia juga yang sering kali membantu Rumah Berdaya turut ambil bagian dalam berbagai event di Bali.
Adalah I Nyoman Sudiasa yang turut serta dalam pembentukan Rumah Berdaya bersama Angga. Nyoman merupakan sosok yang paling stabil di antara ODS lain di Rumah Berdaya. Dia juga yang tahu betul bagaimana Rumah Berdaya memulai perjalanannya dua tahun lalu, tepatnya pada 10 Oktober 2015. Ketika Jawa Pos (Jabar Ekspres Group) menyambangi Rumah Berdaya Kamis siang, 24 Agustus, Nyoman sedang berbincang dengan seorang warga. ”Kami mau buat warung,” kata dia.
Bukan warung besar memang. Hanya warung kecil di muka Rumah Berdaya yang beralamat di Jalan Hayam Wuruk. ”Untuk tambah biaya operasional,” kata Nyoman pelan. Rumah Berdaya memang bukan yayasan sosial. Mereka murni perkumpulan ODS di Bali yang bergerak sendiri. Tidak banyak minta, tapi terus berkarya. Dari karya tersebut mereka bisa bertahan.
Berkat karya itu pula mereka mendapat perhatian pemerintah. Termasuk di antaranya bangunan milik Pemkot Denpasar yang dijadikan markas Rumah Berdaya. Juga kendaraan operasional yang setiap hari dipakai Kadek mengantar jemput para ODS. Semua mereka dapatkan hampir bersamaan. Medio Oktober dan September tahun lalu. Itu pun tidak datang begitu saja. Tapi setelah mereka beraudiensi dengan pemkot setempat.
Setelah tumbang di tempat kerja pertengahan 2001, gangguan kejiwaan yang dia alami terus kambuh. Sempat sembuh, sebulan kemudian kembali kambuh. ”Rumah saya hancurkan. Telanjang keliling kampung di Buleleng,” kata dia sambil berusaha mengingat setiap kejadian yang dialami belasan tahun lalu.
Nyoman juga tidak lupa, pada tahun yang sama ketika mulai terganggu kejiwaannya, dirinya dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Bangli. Untung, dia punya istri setia. Meski Nyoman tengah terpuruk, istrinya tidak berhenti mendampingi. Selama di Rumah Sakit Jiwa Bangli, ibu dua anak bernama Ni Putu Sri Ayu Astuti tersebut terus bersamanya. Saat itu tekad Nyoman bulat. Dia ingin bebas dari gangguan jiwa.