Jadi Tempat Selfi dan Objek Penelitian Mahasiswa

Siapa yang tidak mengenal wisata Stone Garden di Kampung Girimulya Desa Gunung Masigit Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Selain wisata dengan pemandangan yang indah dengan bebatuan yang unik, lokasi wisata ini juga menjadi objek penelitian kalangan mahasiswa lantaran meninggalkan manusia prasejarah tertua.

Laporan Hendrik Kaparyadi, KBB

Menurut Sukma Yadi, Ketua Pokdarwis (kelompok sadar wisata) Stone Garden, keberadaan Stone Garden menjadi lokasi penelitian mahasiswa dari berbagai wilayah di Jawa Barat terutama untuk penelitian dari mahasiswa arkeologi ITB.

Stone Garden juga  merupakan cagar budaya atau daerah konservasi yang dulunya sudah dijadikan area penelitian. Berdasarkan informasi yang diketahuinya, Stone Garden merupakan sebuah laut dangkal atau laut purba 30 juta tahun yang lalu, hal ini terbukti dengan banyaknya sejarah peninggalan berupa terumbu karang laut kemudian fosil-fosil binatang laut. “Karena memang ini lokasi alam yang meninggalkan bukti-bukti zaman dulu,” katanya.

Dia menyebut, Stone Garden memiliki 3 kawasan. Pertama kawasan umum, kawasan untuk para wisatawan. Kedua, kawasan khusus untuk photo prewedding, kemudian pembuatan film. Terakhir, ada kawasan konservasi, kawasan ini tidak sembarang orang bisa masuk karena untuk kepentingan konservasi tersebut. “Fasilitas yang bisa kita temui di Stone Garden ini ada saung-saung untuk berteduh yang berada di puncak, kemudian warung-warung untuk beristirahat yang berada di bawah serta toilet umum,” terangnya.

Saat ini, sebut dia, harga tiket sebesar Rp5.000/orang untuk menikmati kekayaan alam termasuk dengan asuransi keselamatan bagi pengunjung. Setiap harinya pengunjung yang datang bisa mencapai 100 orang pengunjung. “Saat hari libur memang pengunjung dari kalangan umum banyak ditambah dari kalangan mahasiswa,” ujarnya.

Anggota DPR RI Daerah Pemilihan II Jawa Barat, Dadang Rusdiana mengungkapkan, kondisi infrastruktur dan sarana pendukung objek wisata alam Stone Garden masih memprihatinkan. Dibutuhkan perbaikan agar akses menuju wisata ini jauh lebih nyaman saat pengunjung datang. “Infrastruktur ke wisata ini banyak yang harus dibenahi, seperti akses jalan, tempat parkir, toilet, musala, hingga penataan kios-kios pedagang. Jika dikelola dengan baik, ini akan menjadi objek wisata penting dan wisata unggulan nasional,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan