jabarekspres.com, SUKABUMI – Pemerintah Kota Sukabumi belum menetapkan status siaga darurat kekeringan menyusul terjadinya musim kemarau. Saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat masih mengkaji kondisi di lapangan.
“Kita belum menetapkan (status siaga darurat kekeringan). Saat ini kami baru akan melaksanakan rakor (rapat koordinasi) persiapan,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi, Zulkarnain Barhami, kemarin.
Sampai saat ini BPBD belum menerima laporan tertulis terjadinya bencana kekeringan di Kota Sukabumi. Namun bukan berarti BPBD bersikap pasif. “Kami terus pantau ke lapangan untuk memastikan kondisi pasokan air saat musim kemarau,” terangnya.
Wilayah yang diwaspadai berpotensi rawan kekeringan di Kota Sukabumi berada di sepanjang aliran Sungai Cimandiri. Kewaspadaan itu didasari pertimbangan pengalaman sebelumnya. “Kita fokusnya penanganan jika terjadi krisis air bersih. Kalau untuk lahan pertanian, kewenangannya bukan ada di kami, tapi di dinas bersangkutan,” ucapnya.
Upaya mengantisipasi potensi kekeringan dilakukan BPBD Kota Sukabumi dengan cara berkoordinasi bersama PDAM. Utamanya untuk mengatasi krisis air bersih. “Kita biasanya minta bantuan ke PDAM untuk membantu suplai air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan,” pungkasnya.
Sementara itu PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi menyiapkan sejumlah mobil tangki untuk membantu masyarakat pelanggan dan non-pelanggan yang mengalami kesulitan air bersih. Upaya itu dilakukan karena saat ini pasokan ke pelanggan mulai tersendat akibat menyusutnya debit di sejumlah sumber air.
“Kita sudah siagakan (mobil tangki air bersih). Kita sudah membahas masalah ini (krisis air) untuk selanjutnya menentukan langkah penanganannya,” terang Direktur PDAM Tirta Bumi Wibawa Kota Sukabumi Anton Rachman Suryana.
Distribusi air bersih PDAM Tirta Bumi Wibawa memanfaatkan tiga sumber air, yakni Batukarut di Desa Selaawi Kecamatan Sukaraja Kabupaten Sukabumi. Dalam kondisi normal, debit airnya mencapai 150 liter per detik. Sumber air lainnya berada di Cigadog, Selabintana.
Di tempat itu dalam kondisi normal debit airnya sekitar 25 liter hingga 30 liter per detik. Sedangkan dari Sungai Cinumpang di Kecamatan Kadudampit, debit airnya mencapai 250 liter per detik. “Kalau pelanggan butuh air bersih, mereka bisa datang langung ke kantor dan menemui bagian pelayanan. Insya Allah akan kami tindak lanjuti,” tegasnya.