Dirinya menyebutkan, Partai Nasdem sendiri memiliki lima kursi di DPRD, sementara PKB 7 kursi, PPP 9 kursi, dan Hanura 3 kursi. ”Jadi kita memiliki 24 kursi,” tegasnya. ”Itu lebih dari batas minimal kursi di DPRD Jabar dan bisa memungkinkan membentuk poros baru,” sambungnya.
Terpisah, Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Tubagus Hasanuddin mengakui, meskipun partainya sudah menjalin kesepakatan dengan partai Golkar, partainya masih terbuka untuk partai lain dalam berkoalisi.
Menanggapi Partai Nasdem yang menjajaki membentuk Koalisi dengan Partai PPP, PKB dan Hanura dirinya menganggap bahwa tindakan tersebut adalah hak politik setiap partai.
”Itukan baru penjajakan, lagian itu hak semua partai mau berkoalisi dengan manapun ya terserah,” kata Hasanuddin.
Selain itu, disunggung mengenai peluang Ridwan Kamil untuk diusung oleh PDIP dia mengakui bahwa selama ini belum ada komunikasi apapun dengan Emil.
Menurutnya, sejak penjaringan PDIP dibuka untuk kader ekaternal, Emil sapaan akrabnya Ridwan Kamil tak kunjung mengambil formulir di partai moncong putih itu.
Hasanuddin mengaku, saat ini PDIP Jabar sudah mengantongi beberapa nama hasil dari penjaringan internal partai yaitu anggota DPR RI Puti Guntur Soekarno Putri, Bupati Majalengka Sutrisno, Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karna, serta Sekretaris Jenderal PDIP Jabar Abdy Yuhana.
Namun ketika didesak apakan pintu PDIP untuk Ridwan Kamil sudah tertutup, dirinya tidak bisa memastikan secara pasti. Sebab keputusan final ada pada DPP.
Akhirnya, Hasanuddin menegaskan tidak bisa pihaknya mendorong Emil untuk maju sebagai bakal calon gubernur dari PDIP Jabar.
”Pilgub itu masih dinamis. Tapi kita sepakati bahwa ini menjadi kewenangan DPP. Jadi semua tahapan sudah dilaksanakan. Tinggal menunggu keputusan DPP partai siapa yang akan didorong,” tandasnya. (yan/rie)