Mudah Menaklukkan Maraton di Mana Saja

Kali ini ada 21 peserta di kamp HATC. Mereka berasal dari berbagai negara. Yakni, Inggris, Amerika Serikat, Meksiko, Afrika Selatan, Turki, Finlandia, Jerman, Irlandia, Austria, Hongkong, dan saya dari Indonesia.

Rata-rata peserta kamp telah menaklukkan race maraton (42,195 km). Dan, sebagian telah menuntaskan world marathon majors. Yaitu, enam race maraton paling bergengsi (Berlin Marathon, Tokyo Marathon, Chicago Marathon, London Marathon, Boston Marathon, dan New York City Marathon).

Tarja Virolainen, camper dari Finlandia, merupakan salah seorang yang sudah mengkhatamkan world marathon majors. Dia bahkan sudah lupa berapa kali finis maraton.

”Saya mendapatkan best times di London. Dua jam 50 menit,” katanya. ”Saya ingin memperbaiki lagi kemampuan lari saya,” sambungnya.

Lain lagi dengan Wong Ka Ming, peserta dari Hongkong. Pria yang sehari-hari menjadi pelatih lari di berbagai perusahaan itu sudah 12 kali menamatkan race maraton. Enam di antaranya world marathon majors. ”Saya berlatih di sini untuk saya terapkan di Hongkong,” kata Ming.

Hari pertama latihan, sifatnya hanya orientasi. Pukul 06.00 kami semua sudah siap di halaman kamp. Songok dan Timo Limo juga sudah menunggu. Empat pacer yang merupakan pelari lokal di Iten juga siap memandu kami pagi itu.  ”Pagi ini kita hanya berlari 5 km di jalan raya,” kata Songok.

Kami pun menyusuri jalanan Iten yang masih senyap pagi itu. Beberapa peserta berhenti untuk berfoto di gapura Iten yang sangat legendaris. Gapura itu bertulisan Welcome to Iten Home of Champions. Selamat Datang di Iten Rumah Para Juara.

Di sebaliknya bertulisan Thanks for Visiting Home of Champions. Ada dua gapura dengan tulisan itu. Satu berada di arah Eldoret dan satunya dari arah Karbanet. Sayang, kini terpasang spanduk kampanye pemilu di gapura tersebut.

Jalanan Iten yang naik turun cukup membuat para peserta terkejut. Di saat yang sama, sejumlah pelari Kenya dengan santainya mendahului kami. ”Ini jalur untuk easy run. Selanjutnya kita akan banyak berlari di jalan pedesaan, hutan, dan gunung. Jalurnya tanah,” kata Timo.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan