jabarekspres.com, SOREANG -Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Bandung kembali memberikan tanggapan soal Full Day School (FDC) yang dulu pernah booming. Dia mengatakan Full Day School belum tentu baik bagi proses pendidikan anak di kabupaten Bandung, sehingga wajar jika FDC akhirnya tak bisa dilaksanakan secara menyeluruh di sekolah sekolah.
Hal tiu diungkapkan Kadisdik DR Juhana M.MPd kepada wartawan Jabar Ekspres saat ditemui di rumahnya, kemarin, 4/8. Full Day School kata dia, merupakan salah satu alternatif yang baik untuk mengurangi waktu siswa dari kegiatan – kegiatan diluar sekolah yang berdampak negatif.
“Saya paham betul dengan maksud pak menteri yang baru ini, Full Day School diarahkan kepada penambahan menu belajar, supaya siswa terhindar dari celah waktu kegiatan negatif”, katanya.
Namun, dikatakan Juhana, pendidikan yang baik juga tidak selalu diukur dari durasi lama belajar di sekolah, tapi dari hasil implementasi dari pendidikan tersebut. Semakin lama belajar, bukan berarti semakin baik.
“Tapi lama belajar di sekolah itu juga harus diukur dari efektifitas, efisiensi, dan produktivitas pendidikan”, tegasnya.
Dikatakannya, Kabupaten Bandung pernah menerapkan metode pembelajaran yang mirip Full Day School. Namun yang membedakannya, metode ini tidak menekankan siswa belajar penuh di satu sekolah.
“Di Kabupaten Bandung sudah diterapkan sejak tahun 2010, sesuai dengan Perda, hanya saja siswa tidak belajar penuh sampai sore di sekolah”, pungkasnya. (rus/gun)