jabarekspres.com, JATINANGOR – Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Barat Dede Yusuf Macan Efendi membantah tudingan Pramuka disusupi gerakan anti Pancasila.
Menurutnya, tudingan tersebut tidak berdasar.Sebab, sejak berdiri hingga kini Pramuka selalu menjunjung tinggi Pancasila sebagai ideologi dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Memang belakangan ini ada tudingan bahwa Pramuka sudah disusupi paham terlarang, paham radikal dan anti Pancasila,” jelas Dede usai pembukaan Jambore Daerah Pramuka Jabar di Lapang Utama Buper Kiarapayung kemarin (2/8).
Dede menegaskan, Pramuka tidak disusupi paham radikal. Jadi, tuduhan itu sangat tendensius.Bahkan, sebagai organisasi nasional Pramuka selalu dalam koridor Pancasila dan NKRI.
“Jadi, tidak ada korelasi kalau ada individu yang terlibat, lantas dihubungkan dengan Gerakan Pramuka secara keseluruhan. Ketua Kwarnas itu hadir di HTI atas nama pribadi,” tukasnya lagi.
Dede menilai, hadirnya Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault dalam acara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) membawa nama pribadi dan bukan atas nama Pramuka.
Ketua Komisi IX DPR RI ini pun menyesalkan pembekuan anggaran Pramuka oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga akibat diterbitkannya Perppu Ormas.
Menurutnya, Menpora tidak memiliki dasar hukum untuk menahan anggaran Pramuka yang sudah ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
“Sampai sekarang saja anggaran yang Rp 10 miliar belum bisa cair, nih!” bebernya.
Dia mencemaskan belum cairnya dana tersebut akan berdampak pada program-program Pramuka yang sudah direncanakan. Bahkan dana untuk Pramuka yang sebelumnya diajukan Rp100 miliar, malah dipotong jadi Rp 60 miliar hingga akhirnya disetujui Rp 10 miliar.
“Kita tahu pemerintah tengah memotong semua anggaran kementerian, termasuk Kemenpora dan ini berdampak pada anggaran Pramuka. Saya pikir pemerintah tidak bisa semena-mena seperti itu,” sesal Dede (yul/yan)