jabarekspres.com, SOREANG – Adanya warga miskin di Kabupaten Bandung yang tinggal di rumah petak unkuran 3×4 meter mendapat reaksi dari dinas Sosial Kabupaten Bandung.
Ketika di konfirmasi kepala Bidang Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Bandung, Nia Nindhiawati mengaku, pihaknya
sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait untuk menanggulangi warga miskin tersebut.
Menurutnya, pihaknya sudah mengintruksikan kepada fasilitator Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) Kutawaringin untuk mendata apa yang menjadi kebutuhan keluarga tersebut.Namun, dia mengakui kalau keluarga itu tidak terdaftar di database masyarakat miskin.
Kendati begitu, dia menjamin keluarga tersebut akan mendapatkan pelayanan sama dengan keluarga yang dikatagori miskin.
“Kami akan mendata mereka untuk mendapatkan pelayanan yang sama dengan masyarakat miskin. Apalagi kedua anaknya masih sekolah,” tuturnya
Selain itu, untuk mendapat program perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutinlahu) Dinsos akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtam).Bahkan, dia juga memastikan, agar keluarga anak dari Nono Sutisna mendapat pelayanan pendidikan
“Kami menjalankan tugas sesuai tupoksi, mendata, menyesuaikan dan mengkoordinasikan dengan dinas terkait. Hal perbaikan rutilahu, sudah dikoordinasikan dengan Disperkimtan,” ucap Nia.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, angka kemiskinan di kabupaten Bandung mengalami penurunan sampai 3 persen. Hal ini tercatat pada 2015 jumlah kemiskinan 8 persen dari jumlah penduduk sekitar 3,5jt.
“Sampai pertengahan tahun sekarang persentase kemiskinan menjadi 7,61 persen,”kata dia.
Dari angka tersebut, sebaran kemiskinan ada di tingkat desa yang terdapat dibeberapa kecamatan diantaranya Pangalengan, Ibun, Paseh dan Cimaung.
Untuk penanggulangannya dibuatlah program dengan membentuk Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) dengan membentuk fasilitator di tiap Desa
Sementara itu, kepala Desa Cukanggenteng kecamatan Pasirjambu Kabupaten Bandung, Hilman Yusup menolak jika sebaran kemiskinan banyak terjadi di pedesaan.
“Saya tidak yakin kemiskinan ada di desa. Angka kemiskinan (berada) di desa tidak 100 persen benar, yang ada di pinggiran perkotaan,” tutup Hilman yang menjabat sebagai Skretaris Asosiasi Kepala Desa Kabupaten Bandung ini (rus/yan)