Keluhkan Molornya Pengumuman

Aher mengaku, sadar betul saat ini banyak yang memprovokasi soal PPDB di media sosial. Selain teknis online yang bermasalah, netizen juga mempermasalahkan kouta untuk anggotan Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD). ”Itu tidak ada. Yang ada jalur MoU,” kata Aher.

Dia memerinci, jalur MoU tersebut dilakukan antara Disdik Jabar dengan kelembagaan. Ini terjadi karena tidak semua sekolah memiliki aset pribadi (sewa). ”Yang saya tahu, jalur MuU itu banyak terjadi di SMK,” ujarnya.

Sementara itu, siang kemarin, Sman 1 Soreang dipenuhi oleh orangtua dan anaknya yang menunggu hasil pengumuman akhir. Pengumuman hasil akhir seleksi ppdb yang seharusnya diumumkan pukul 14.00 sampai saat ini pukul 14.30 belum juga diumumkan oleh pihak sekolah lantaran menunggu instruksi dari provinsi. ”Sistem ppdb sekarang agak rumit tidak seperti dulu yang secara manual,” kata Solihah, salah seorang orangtua murid, kemarin.

”Tegang, terakhir lihat tuh hari Sabtu di online, Alhamdulillah nama anak saya tercantum tapi masih takut gak diterima. Sebab, masih ada pergeseran,” sambungnya.

Salah seorang orangtua siswa lainnya, Jayusman asal Desa Karamatmulya, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung  mengungkapkan, merasa sangat tegang karena di-PHP satu setengah jam oleh sistem online. ”Katanya pengumuman jam 14.00, nyata, nyatanya jam 15.30 baru dibuka,” jelas Jayusman.

”Katanya sudah online, tapi untuk mengakses website-nya pun sulit. Sampai pengumuman hasil seleksi saja, harus mundur waktu satu jam,” kata Jayusman. (pan/rus/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan