Promosi seni tradisional Indonesia ternyata tak hanya dilakukan dengan lenggok penari gemulai bersosok manusia. Bagaimana kalau yang mempromosikan itu justru tumpukan besi dan kabel, bisakah robot-robot itu menirukan tarian layaknya manusia.
Igun Gunawan, Bandung
Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017 Regional II, berlangsung hari ini (20/5). Hiruk pikuk para calon tukang insinyur sudah berlangsung sejak kemarin hingga larut malam. Dari mulai mempersiapkan sparepart hingga mencoba melatih robot-robot mereka di area pentas, sebelum hari ini mereka dinilai.
Usai berlatih di arena yang beukuran sekira 10×10 meter, dengan sejumlah perkaka pendudung seperti bola dan halang rintang. Para peserta yang usai berlatih langsung membawa robo-robotnya, untuk kembali dipersiapkan saat perlombaan.
Setidaknya ada empat divisi kompetisi yang akan dinilai. Di antaranya Kontes Robot ABU Indonesia (KRAI). Divisi ini khusus robot pelempar cakram. Kompetisi ini merujuk pada kontes robot internasional yang digelar oleh Asia Pacific Broadcasting Union (ABU) pada 27 Agustus nanti, di Tokyo, Jepang. Tiga divisi lain, Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI) dan Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI).
Untuk tingkat Internasional, ternyata tim robotik tuan rumah sempat mencetak prestasi membanggakan dalam kompetisi robot internasional. Mereka berhasil meraih juara Dua dan Tiga di ajang Singapore Robotic Games 2017 (SRG2017) yang dihelat di Science Centre, Singapura pada 19 Januari lalu. Dua kategori kejuaraan yang berhasil membawa harum nama Indonesia adalah Open Category dan RC Underwater Robot Category.
Di Open Catgory inilah, Ryan febriansyah dan empat kawan lainnya mempromosikan seni tari tradisional Indonesia. Caranya dia memanfaatkan talentanya dalam bidang elektrik, mekanik bersama teman-temannya.
”Iya waktu itu Tel-U –sebutan Telkom University, dapat meraih juara III dan II dari Underwater Robot Category, dan Open Category. Untuk open kategori kita menampilkan robot yang bisa menari, kebetulan waktu itu temanya tentang tari persembahan. Yang kita ambil dari Minang. Sekarang juga ada di KRAI juga temanya tari Sriwijaya,” kata Ryan pada Jabar Ekspres sebelum timnya di daulat untuk segera latihan.