jabarekspres.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa (Cadev) Indonesia April 2017 tembus USD 123,2 miliar. Lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya senilai USD 121,8 miliar. Lonjakan itu terutama dipengaruhi penerimaan devisa berasal dari pajak dan devisa ekspor migas bagian pemerintah.
Di samping itu, tentu juga hasil lelang surat berharga Bank Indonesia (SBBI) valuta asing. ”Penerimaan devisa itu melampaui kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan SBBI valas jatuh tempo,” tutur Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, di Jakarta, kemarin (9/5).
Tirta menjelaskan, jumlah cadangan devisa akhir April 2017 tersebut cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor. Setara 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, dan berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. ”BI menilai cadev itu mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi ke depan,” tukas Tirta.
Pada penutupan perdagangan Senin (8/5), nilai tukar rupiah bergerak menguat di kisaran Rp 13.295 per dolar Amerika Serikat (USD) atau naik 35 poin (0,26 persen), setelah bergerak di kisaran Rp 13.292-13.338 per USD. (far/idp/fik)