PEMBERIAN air susu ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pada bayi bisa mencegah berbagai penyakit.
ASI eksklusif, menurut Ketua Pembina Sentra Laktasi Indonesia dr Utammi Roesli, perlu diberikan selama enam bulan karena pada masa itu bayi belum memiliki enzim pencernaan yang sempurna untuk mencerna makanan atau minuman lain. Terlebih semua jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi sudah bisa dipenuhi dari ASI.
Lanjut dia, pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk melindungi bayi dari risiko infeksi akut seperti diare, pneumonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, meningitis dan infeksi saluran kemih. ASI ekslusif juga melindungi bayi dari penyakit kronis di masa depan seperti diabetes melitus tipe 1.
Menyusui bayi juga berhubungan dengan penurunan tekanan darah dan kolesterol serum total, penurunan prevalensi diabetes melitus tipe Dua dan juga obesitas saat remaja dan dewasa.
Sementara bagi ibu, menyusui dapat menunda kembalinya kesuburan dan mengurangi risiko perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pra menopause dan kanker ovarium.
”Kebutuhan ASI eklusif hanya seperempat untuk makanan bayi. Setelah enam bulan, bayi harus diberi makanan penyeimbang,” ujar dr Utammi Roesli saat mengisi seminar umum Pentingnya ASI dan Peran Ayah bagi Kembang Tumbuh Anak di Hotel Poster, Jalan PH.H. Mustafa, Kota Bandung, belum lama ini.
Sebutnya, pemberian ASI eksklusif harus mendapat perhatian suami karena sang ayah harus benar-benar memantau gizi untuk ibu dan anaknya. Tujuannya, agar tercipta kualitas hidup. ”Sebenarnya peranan utama memang ada di ayah. Karena tingkat kualitas keluarga itu dikendalikan oleh ayah,” ujarnya
Product Manager Asifit Anwar mengatakan, dari data Kementerian Kesehatan, pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan hanya sekitar 55,7 persen. Padahal, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 33/2012 tentang Pemberian ASI eksklusif yang ditetapkan pada 1 Maret 2012.
”Kami mendorong agar ibu-ibu di Indonesia mau memberikan ASI ekslusif 0 hingga 6 bulan kepada bayinya. Masalahnya, banyak ibu merasa ASI-nya tidak keluar, atau timbul capek dan pegal. Untuk itu, kami dari Kimia Farma mengeluarkan Asifit sebagai suplemen ibu menyusui,” ujar Anwar. (fik/ign)