jabarekspres.com, LIVERPOOL – Maret sudah berakhir. Saatnya Liverpool dan Kopites – sebutan fans Liverpool – mulai harap-harap cemas mengawali bulan April. Sebab, awal April identik dengan hasil sial bagi Liverpool. Terutama di Premier League. Lima musim terakhir, hanya sekali Liverpool memenangi laga awal April di Premier League.
Nah, tren itulah yang harus dihentikan The Reds – julukan Liverpool jika tidak mau terpeleset di persaingan empat besar Premier League. Apalagi, yang bakal menyiapkan kejutan April Fools Day atau April Mop-nya di Anfield, Liverpool malam nanti WIB adalah rival sekotanya, Everton.
”Dalam pekan-pekan terakhir Everton tengah menanjak performanya, kami tahu ini tak akan mudah,” kata winger kiri Liverpool, Philippe Coutinho dikutip Sambafoot.
Sebelum derby Merseyside ke-227 itu, Everton baru sekali kalah dari 12 laga terakhirnya dalam Premier League musim ini. Selain itu, dari lima laga terakhir, pertahanan Everton hanya kebobolan dua gol. Bukan hanya itu, agresivitas klub berjuluk The Toffees itu sedang gila-gilanya setelah menciptakan 11 gol dalam lima laga atau per laganya mampu mencetak 2,2 gol.
Terutama dengan strikernya Romelu Lukaku yang selalu mencatatkan namanya di papan skor di empat laga terakhir. Bukan tidak mungkin Lukaku mampu mengakhiri kesialannya tidak bisa mencetak gol ke gawang Liverpool di Anfield selama memakai jersey Everton.
”Kami akan selalu siap. Sebab, ini laga derby, laga yang istimewa bagi semuanya, bagi pemain dan fans,” lanjut Coutinho.
Badai cedera yang menghantam Everton harus bisa dimanfaatkan James Milner dkk. Pertahanan misalnya yang harus kehilangan Seamus Coleman dan Ramiro Funes-Mori. Keduanya mendapat cedera saat memperkuat negaranya di laga internasional. Cedera patah tulang bahkan memaksa Coleman harus absen sampai akhir musim.
Bukan hanya itu. Dua double pivot-nya Morgan Schneiderlin dan James McCharty pun diyakini akan absen juga karena cedera. Sebagai gantinya, Idrissa Gueye dan Gareth Barry yang mengisi pos itu. Masalahnya Barry yang sudah lamban cenderung kesulitan mengimbangi permainan tempo tinggi. Lalu Gueye lebih sering naik sehingga kerap meninggalkan celah di depan back four Everton.