Entang Membagi Karya Seni Antara Indonesia dan Amerika

Alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Jogjakarta tersebut memilih Kalasan sebagai lokasi studio dan tempat tinggal karena beberapa alasan. Di antaranya, dia jatuh cinta pada arsitektur Candi Prambanan yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Selain itu, salah satu maestro seni rupa Indonesia, S. Soedjojono, yang dia kagumi pernah tinggal di Kalasan.

Di studio itulah ide-ide Entang digodok dan diwujudkan. Studio tersebut juga menjadi laboratorium untuk melakukan ’’percobaan’’ menghasilkan karya yang jujur.

Menurut Entang, cara kerja seniman itu mirip ilmuwan. Kalau ilmuwan bereksperimen di laboratorium, seniman di studio. Nah, di dalam studio itulah mereka melakukan riset, membuat percobaan, dan mengambil hipotesis. Bedanya, kalau ilmuwan tidak boleh keliru, seniman kebalikannya. Tak apa-apa keliru.

Nama Black Goat Studios dipilih karena Entang mengasosiasikan diri dengan kambing hitam. Asosiasi itu terinspirasi pengalamannya bepergian ke berbagai negara untuk urusan kesenian. Dia sering dianggap oleh imigrasi berasal dari negara dunia ketiga. Lama-kelamaan dia merasa perlu untuk membela diri.

’’Saya mendefinisikan diri sebagai kambing hitam, black goat. Padahal, sebetulnya dalam bahasa Inggris maknanya enggak ada. Sebab, dalam term bahasa Inggris menjadi black sheep atau scapegoat,’’ ujarnya menjelaskan cerita di balik nama studionya.

Proses kreatif seniman yang saat kuliah pernah membuka usaha warteg di Jakarta itu sangat organik di studionya. Dia bisa bekerja pagi, siang, sore, ataupun malam. Siang untuk membuat patung, malam untuk melukis. ’’Kalau kondisi saya fit, bisa siang malam di studio,’’ ucapnya.

Apalagi kalau ada karya yang nanggung, dia mesti menyelesaikannya hingga tuntas. ’’Kalau ditinggal lalu balik lagi, fokusnya sudah berubah. Sudah beda lagi feel-nya,’’ lanjut dia.

Keluarga Entang maupun para asistennya sudah paham, bila Entang berada di studio, berarti dia sedang bekerja. Mereka tidak berani pun enggak (berani),’’ katanya.

Namun, saking sibuknya Entang di studio, pernah terjadi masalah dan mereka tidak berani menyampaikannya kepada Entang.

’’Sampai saya selesai kerja, mereka baru ngomong. Ternyata ada masalah,’’ kenangnya. ’’Lho, kenapa nggak ngomong?’’ tanya Entang kepada anak-istrinya.

Tinggalkan Balasan