Polda Jabar Target Bom Panci

Boy Rafli menambahkan, Agus diketahui berperan dalam merangkai bom panci yang dipakai Yayat. Agus berprofesi sebagai ahli listrik. Pengetahuannya dalam membuat bom didapatkan dari dunia maya. ”Dia juga berperan melakukan survei-survei,” terangnya.

Untuk Soleh diketahui berprofesi sebagai penjual susu keliling. Dia berperan memberikan Rp 2 juta untuk Yayat melakukan aksinya di Kelurahan Arjuna. ”Soleh ini juga dititipi Yayat, anak dan istrinya,” paparnya.

Dari mana mereka mendapatkan dana? Boy menjelaskan, kemungkinan besar mereka merogoh uang pribadinya untuk melakukan aksi tersebut. Karena pemahaman radikalisme, dia mempertaruhkan hartanya untuk melakukan aksi tersebut. ”Dia kerja sebagai buruh dan penjual susu, menyisihkan hasil untuk aksinya,” paparnya.

Untuk target aksi mereka, Densus 88 mendeteksi bahwa Polda Jawa Barat dan seluruh kantor kepolisian menjadi sasaran. Sasaran itu diputuskan karena mereka ingin melakukan upaya balasan dan meminta agar jaringan yang ditahan Densus 88 dibebaskan. ”Itulah targetnya, kalau di luar sana masih ada yang menyebut ini rekayasa. Semua itu tidak benar,” ujarnya.

Sama seperti Yayat, keduanya merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Amman Abdurrahman. Yayat bertemu dengan keduanya yang memiliki paham yang serupa pasca bebas dari penjara. ”Bebasnya Yayat itu sebelum pertemuan JAD di Batu, Malang. Kemungkinan keduanya kenal dengan Yayat saat itu,” ungkapnya. (idr/rie)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan