bandungekspres.co.id, CICENDO – Terorisme kembali mengusik. Kali ini, terjadi di Taman Pendawa, kelurahan Arjuna, Kota Bandung, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung kemarin (27/2).
Belakang diketahui, sebuah bom panci meledak, dan satu orang pelaku teror berinisial YC melakukan penyanderaan di kantor Kelurahan Arjuna.
Mulanya, warga mengira ledakan itu dating dari tabung kompor gas salah seorang pedagang gorengan yang berjualan di sekitar Taman Pendawa.
Eha Julaeha, 45, pedagang kue kering di Taman Pendawa mengatakan, pada saat kejadian masyarakat sekitar sedang berolah raga di dalam Taman Pendawa. Bersamaan dengan ledakan itu, kata dia, banyak paku beton yang bertebaran. ”Bahkan sempat mengenai kaca gerobak saya,” ucap Eha, kemarin.
Tidak lama berselang, dia bersama warga yang lain lantas melihat pelaku yang menggunakan jaket hitam dengan membawa ransel langsung lari. Sontak saja warga yang melihat pria tersebut langsung mengejar si pelaku yang diduga melakukan peledakan bom tersebut.
Senada dikatakan Rojak, 50, warga RT 02/RW 05, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo. Dia mengaku, melihat pelaku ledakan lari. Dia bersama warga dan siswa SMA yang sedang di sekitar lokasi langsung mengejar pelaku. Pelaku terus berlari dan masuk ke halaman kelurahan dan kangsung masuk ke dalam ruang pelayanan Kelurahan Arjuna.
”Pas saya sama yang lain mengejar sampe depan kelurahan. Pelaku langsung mengacungkan pisau dan masuk kedalam kelurahan,” aku Rojak kepada Jabar Ekspres.
Kasi Kesejahteraan Masyarakat Kelurahan Arjuna, Maesaroh, mengungkapkan, pelaku masuk ke ruang pelayanan dan langsung menodongkan pisau. Selang bersamaan, pelaku yang diketahui merupakan residivis terorisme itu juga langsung menanyakan ruang kerja lurah.
Namun karena tidak ada yang memberitahu dan pelaku sudah ketakutan langsung lari ke lantai dua yang merupakan ruangan rapat dan karang taruna kelurahan. ”Dengan menggunakan bahasa Indonesia-Jawa. Pelaku nanya ruang kerja lurah dan langsung lari ke atas,” terang Maesaroh.
Setelah pelaku berlari ke atas, kata dia, semua karyawan kelurahan yang kebetulan saat itu umumnya perempuan langsung berlarian keluar kantor untuk menyelamatkan diri.