Kisah Pengrajin Batik Tulis Dalam Mempertahankan Nilai-Nilai Tradisional

Susah senang dalam menggapai cita-cita atau keinginan pasti ada. Selain Aris harus bersusah-susah, berlelah-lelah belajar membuat batik, dirinya pun menemukan keuntungan sebuah kebahagiaan. Dia merasa puas ketika karyanya dipajang dan diapresiasi banyak orang. ”Kepuasannya, saat karya sudah jadi lalu dipajang dan dinikmati banyak orang,” ujarnya.

Dunia perbatikan seolah telah menyatu dalam jiwanya. Aris merasa termotivasi dengan dunia perbatikan. Semangatnya untuk menjadi lebih baik semakin tinggi. Dia semakin puas dengan apa yang diusahakannya. ”Di mana ketika karya batik saya selesai, saya mendapatkan rasa kepuasan serta selalu ingin yang lebih dan lebih baik lagi. Jadi, hal inilah yang memacu semangat saya untuk terus berkarya. Serta memang saya begitu suka dengan dunia seni,” ungkap Aris.

Ketika sudah ahli pun, Aris tidak lupa menularkan ilmunya. Dia kerap mengajarkan ilmuya pada pembatik muda. ”Serta ada regenerasi pembatik yang masih muda, saya ajari mereka bagaimana membuat batik yang halus dan rapi,” ungkapnya optimistis.

Semester 7, Aris sudah terlanjur menikmati dunia perbatikan. Setelah seluruh mata kuliah selesai, pada waktu itu Aris memilih konsen ke dunia perbatikan. Akibatnya, skripsinya pun sempat tertunda dikarenakan dia terlalu sering ke luar kota. ”Skripsi kan bisa ditunda dan nggak harus ke kampus. Tapi, eh malah belum kelar sampe sekarang. Tertunda skripsi juga dikarenakan saya sering ke luar kota waktu itu, terutama ke Jakarta,” ungkapnya sambil terkekeh.

Menurutnya, batik itu tak hanya sekedar kain. Batik adalah sebuah seni yang membutuhkan kesabaran tinggi. ”Batik itu bagi saya bukan hanya selembar kain yang dililitkan di pinggang tetapi batik itu sebuah seni dan kesabaran tingkat tinggi orang Jawa. Kalau kita mau, lihat aja betapa sabar dan telatennya orang jawa ketika membuat batik. Semakin rumit dan detail pola-polanya, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan selembar kain tersebut. Makannya batik juga menjadi simbol status dan derajat si pemilik kain tersebut.

Kesabaran Aris tak hanya diuji ketika belajar saja. Dia lebih diuji ketika mempraktikan ilmunya. Dahulu dia hanya sekedar memperhatikan pekerjanya, setelah mampu, dia sendiri yang harus menghadapi proses sesungguhnya, yakni proses pembuatannya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan