Dia pun menegaskan, pemerintah juga harus mengubah paradigma pendidikan untuk terus menyesuaikan potensi ekonomi. Sehingga, lulusan dari Indonesia bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain. Salah satunya, kemampuan untuk berbicara bahasa asing lainnya seperti Inggris atau Tiongkok.
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan, terdapat beberapa sektor yang over-supplied sampai dengan 2019. Antara lain, sektor konstruksi, sektor perdagangan, sektor hotel dan restoran, dan sektor informasi.
Dia mencontohkan, produksi pekerja profesi di industri cukup besar dan belum terserap. Misalnya, tenaga pembuat roti, kueyang mencapai 109.866 orang per tahun. Atau, tukang las yang mencapai 19.396 orang per tahun. ’’Dari sektor konstruksi, produksi tukang batu dan pasang ubin yakni sebesar 73.378 orang per tahun. Sedangkan, tenaga bangunan mencapai 17.595 orang per tahun,’’ jelasnya. (bil/rie)