Dengan masih banyaknya daerah yang berpredikat C ini berarti, program pembangunan yang dijalankan tidak maksimal dan tidak mengungkit kesejahteraan masyarakat bahkan program yang dibuat tidak berorientasi pada hasil.
”Artinya banyak hal-hal yang masih mubazir di dalam sistem penganggaran. Hasilnya tidak jelas, kemudian anggarannya habis,” tuturnya.
Dia menyontohkan, anggaran untuk memperbaiki lingkungan digunakan untuk membeli lampu kemudian banyak seminar-seminar, banyak rapat-rapat. Anggaran habis, tapi hasilnya cuma rekomendasi.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengaku bersyukur karena mendapatkan predikat A. Hal ini menunjukkan bahwa program-program peningkatan kinerja yang dilakukan di lingkungan Pemprov Jabar berhasil dan sesuai dengan perencanaan. ”Untuk Provinsi Jabar kita dapat A dan ini sangat baik yah,” jelas Deddy.
Dirinya menuturkan, penilai A ini adalah sebuah peningkatan. Sebab pada tahun sebelumnya Pemprov Jabar memperoleh nilai B.
Kendati begitu, dirinya mengimbau kepada seluruh ASN untuk terus meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Peningkatan efesiensi dalam penggunaan anggaran, kat dia, harus lebih diperhatikan secara detail. Agar hasilnya terasa oleh masyarakat.
”Jadi efektivitas dan efisiensi seiring sejalan dengan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Anggaran besar enggak apa-apa, tapi outcome-nya harus terlihat nyata,” urainya.
Deddy menegaskan, mewujudkan komitmen kepada seluruh OPD yang ada di lingkungan Pemprov Jabar adalah salah satu cara agar dalam penggunaan anggaran harus berbasis kepentingan untuk masyarakat. (yan/rie)