Ke Gua Beloyot di Pegunungan Kars yang Melelahkan

Titik pemberhentian baru terlihat 45 menit kemudian. Orang Merabu menyebut lokasi yang lebih lapang dan memiliki tempat duduk dari kayu itu sebagai batang whisky. ’’Di sini banyak botol minuman,’’ ujar Rahmat. Memang, ada pecahan botol-botol di sekitar batang kayu yang ditata sebagai tempat duduk.

Di tempat itu, kami beristirahat sebentar, sekitar 15 menit. Kami lalu melanjutkan perjalanan menembus hutan hujan tropis Kalimantan Timur itu. Pohon-pohonnya rapat sampai menutupi sinar matahari di atasnya.

Kami juga harus menyeberangi sungai yang cukup besar, tapi tidak dalam. Setengah jam kemudian, kami bertemu dengan papan petunjuk cagar budaya Ceruk Senen. Lokasinya cukup sulit dijangkau.

’’Itu ada gunung batu tunggal. Ada lubangnya. Di situlah Ceruk Senen. Agak susah menuju ke sana,’’ kata Rahmat sambil menunjuk arah cagar budaya peninggalan zaman penjajahan dulu.

Saat napas mulai ngos-ngosan dan kaki mulai capek, tibalah kami di bawah Gua Beloyot. Kami sempat beristirahat lagi di bawah tebing batu kapur. Lokasinya agak ke dalam sehingga bisa melindungi kepala dari panas atau hujan. ’’Biasanya di sini dipakai untuk bermalam,’’ terang Rahmat.

Gua Beloyot berada di gugusan tebing gunung kars itu. Kami harus memanjat tebing untuk sampai ke sana. Sebelum sampai di tempat tujuan, kami harus melewati lorong gua yang gelap gulita dan dihuni ratusan kelelawar yang beterbangan ke sana-kemari. Kami tidak bisa melihat ada apa saja di gua itu.

Sekitar 25 meter kemudian, ada tangga kayu untuk naik. Plus titian dari rotan untuk pegangan. Setelah itu, kami harus berjalan lagi di dalam kegelapan dengan bantuan senter dan sorot lampu ponsel. Rupanya, kami harus naik satu tangga lagi sebelum akhirnya bertemu dengan gua petilasan yang kami cari.

Gua Beloyot berbentuk lubang besar untuk tempat berlindung. Lebar lubangnya sekitar 15 meter dengan langit-langit bertinggi 4–10 meter. Dinding-dindingnya dipenuhi gambar tapak tangan. Mayoritas tapak tangan kiri. Jarang ada tapak tangan kanan. ’’Yang kanan mungkin untuk menggambar,’’ kata Rahmat.

Ada pula lukisan mirip babi atau rusa. Ada juga gambar berbentuk orang sedang memegang tombak. Di dekat gua juga terlihat bekas sarang orang utan di pohon.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan