BANDUNG – Pasca kejadian bentrok antar Organisasi Masyarakat (Ormas) di depan Mapolda Jabar, ketua LSM DPP Gerakan Masyarakat Bawah Idonesia (GMBI) Mohamad Fauzan mengeluarkan sikap tegas untuk pemerintah pusat. Isinya, mereka menilai, Front Pembela Islam (FPI) sebagai organisasi terlarang.
Dia berpendapat, statement Habib Rizieq Shihab memang mengarah pada melecehkan Pancasila. Bahkan selama dalam pengamatannya, FPI sering melakukan fitnah.
Atas persoalan yang terjadi, pihaknya mengambil sikap dengan membuat petisi yang ditandatangani berbagai Ormas di Jawa Barat. Yang isinya meminta agar FPI dibubarkan.
”Petisi ini nantiya akan ditujukkan kepada Presiden, Menkopolhutkam, Mendagri, DPR RI, Polri, TNI dan Gubernur Jabar. Semuanya akan saya kirimin petisi ini,” jelas Fauzan kepada wartawan di Jalan PHH Mustofa, Kota Bandung, kemarin (16/1).
Kendati begitu, dia juga tidak berharap, kondisi Jabar lantas tidak kondusif gara-gara tuduhan yang dilancarkan FPI selama ini. Dia mengklaim, siap untuk mengklarifikasi dengan duduk bersama untuk menunjukkan bukti-bukti yang dimiliki.
”Jadi tidak asal nuduh. Buktinya apa, lain-lainnya bagaimana kan harus jelas,” ucapnya.
Dia menuturkan, kejadian keributan di depan Mapolda sebetulnya dilakukan oleh ormas lain. Bukan dilakukan oleh GMBI. ”Makanya, ketika pemberitaan di media yang tersebar dan menyebutkan itu GMBI, maka itu fitnah,” ungkapnya.
Atas tindakan ini, pihaknya meminta kepada aparat penegak hukum agar melakukan tindakan tegas atas aksi perusakan yang dilakukan oleh FPI tersebut.
Dia menambahkan, berkumpulnya massa GMBI di depan Mapolda bukan intruksi dari Kapolda Jawa Barat. Tapi, atas pergerakan dan perintah dari ketua umum GMBI sebagai bentuk pembelaan terhadap kasus pelecehan Pancasila.
”Jadi kami siap berhadapan dengan siapapun yang menciptakan intoleran di Jabar dan anti-Pancasila,” tegas Fauzan.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta kepada seluruh pimpinan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) agar menginstruksikan kepada seluruh anggotanya untuk menahan diri dari tindakan anarkis.
Menurtnya, iklim kondusifitas yang selama ini harmonis dan penuh toleransi harus tetap terjaga baik dengan membuat komitmen mewujudkannya secara bersama-sama.
”Seharusnya hal-hal seperti ini bisa dihindari, semua pihak bisa menahan emosi. Saya pikir tidak harus berujung pada bentrok fisik apapun alasannya,” ungkapnya.