bandungekspres.co.id, JAKARTA – Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian Indonesia masih tinggi. Berdasar survei konsumen Bank Indonesia (BI), indeks keyakinan konsumen (IKK) pada Desember 2016 berada di level optimistis, yakni 115,4 poin.
Indeks keyakinan konsumen pada kuartal IV 2016 mencapai 116 poin atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan kuartal IV 2015 sebesar 103,5 poin. Indeks ekspektasi harga (IEH) pada tiga bulan mendatang juga menunjukkan bahwa konsumen meyakini tekanan kenaikan harga melambat pada Maret 2017.
”Melambatnya tekanan kenaikan harga diperkirakan terjadi terutama pada kelompok sandang dan kelompok bahan makanan,” jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara akhir pekan lalu.
Selain itu, hingga Juni 2017, konsumen memprediksi jumlah tabungan menurun. Demikian pula jumlah pinjaman. Ekonom Citi Indonesia Helmi Arman meyakini tahun ini optimisme masyarakat lebih baik. Alasannya, pendapatan masyarakat diperkirakan meningkat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua akibat tambahan pendapatan dari sektor komoditas.
”Tiongkok mungkin menaikkan permintaan impor komoditas meski tidak setinggi 2010-2011. Dampaknya bagi kita, daya beli masyarakat di daerah-daerah penghasil komoditas batu bara, sawit, dan karet akan meningkat,” terang Helmi.
Sektor swasta juga diyakini meningkatkan belanja modal pada tahun ini. Investasi tambahan itu diyakini memperbaiki penurunan belanja modal swasta selama empat tahun terakhir. ”Struktur ekonomi sejak 2014 atau saat pertumbuhan ekonomi lemah selalu diikuti absennya belanja modal swasta,” paparnya.
Dengan belanja modal swasta yang meningkat, ekspansi penyerapan tenaga kerja di sektor formal bakal lebih baik. Ketika serapan tenaga kerja formal dan informal sama-sama meningkat, daya beli dan optimisme masyarakat akan naik.
”Hal ini dapat mengindikasikan kondisi perekonomian domestik yang lebih baik meski pemerintah tetap harus mewaspadai risiko-risiko global,” tutur Helmi. (rin/c14/noe/rie)