bandungekspres.co.d, JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan Ujian Nasional (Unas) 2017 dilaksanakan dengan berbasis komputer. Itu berarti tidak ada lagi tender penggandaan naskah seperti unas sebelumnya.
Meski begitu, ujian nasional berbasis komputer (UNBK) melahirkan masalah baru. Yakni, terjadinya migrasi siswa menuju sekolah pelaksana UNBK Kondisi tersebut tidak bisa dicegah karena sekolah pelaksana UNBK sangat terbatas. Tidak sebanding dengan jumlah sekolah pelaksana unas secara keseluruhan.
Berdasar data sementara Kemendikbud, sekolah pelaksana UNBK 2017 tercatat hanya 11.991 unit yang terdiri atas jenjang SMP, SMA, dan SMK/sederajat.
Pemerintah sampai sekarang memang belum melansir data resmi jumlah sekolah pelaksana Unas 2017. Namun, merujuk data yang sama pada 2016, jumlahnya sekitar 98 ribu unit sekolah. Ada selisih yang mencolok, sekitar 85 ribu sekolah. Kemendikbud masih membuka pendaftaran sekolah pelaksana UNBK 2017.
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud Nizam tidak memungkiri bakal adanya gelombang migrasi siswa. Peserta unas yang sekolahnya tidak memiliki komputer akan menumpang ujian di sekolah yang memiliki fasilitas komputer.
Menurut dia, lebih mudah memobilisasi siswa daripada harus memindahkan komputer dari satu sekolah ke sekolah lain. Selain ribet, ada kendala instalasi jaringan internet dan ketersediaan listrik. Kemendikbud menyiapkan skema jadwal sedemikian rupa sehingga UNBK bisa dijalankan secara bergantian.
”Dengan sistem resource sharing seperti ini, kami optimistis UNBK berjalan lancar. Tidak apa-apa ada yang nonggo (menumpang, Red),” katanya.
Total sekolah yang mendaftar UNBK 2017 sekitar 12 ribu unit. Komputer yang tersedia mencapai 720 ribu unit. Dengan jadwal unas yang dibuat tiga sif, sebanyak 2,16 juta peserta bisa terlayani. Kapasitas itu sudah cukup untuk menampung 1,6 juta peserta unas di jenjang SMA/sederajat.
Kepala Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Erika Budiarti Laconi menyatakan, Unas 2017 dimulai untuk jenjang SMK lebih dahulu. Jika ada SMK yang tidak siap melaksanakan UNBK, mereka akan meminjam ruang komputer di SMP atau SMA pelaksana UNBK.
Hal yang sama berlaku ketika unas SMA berlangsung. Jika ada SMA yang belum siap melaksanakan UNBK, mereka bisa meminjam atau menumpang UNBK di SMP atau SMK. Demikian pula untuk unas SMP. Anak-anak di sekolah yang belum siap UNBK bisa bermigrasi ke SMA atau SMK yang ruang komputernya sudah nganggur.