Dian merupakan ”calon pengantin” yang dipersiapkan untuk beraksi melakukan bom bunuh diri di pos penjagaan Istana Kepresidenan pada Minggu (11/12). ”Mereka diikuti dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan kemudian masuk ke kontrakan ini kurang lebih selama 20 hari. Mereka diikuti dan aktivitas mereka diawasi dan kemudian kami yakini mereka sudah memiliki bahan peledak atau bom,” terang Tito.
Penggerebekan tersebut diawali dari informasi rekan ketiga pelaku, Adam Noor Syam, 26. Adam saat ini ditangkap tim Densus. Dia diringkus di Jalan Raya Serpong, Tangsel pada pukul 08.00 WIB. ”Dari keterangan AD (inisial Adam, Red) ini positif ketiga rekannya memiliki bom dan senjata api. Kemudian tim menindak dengan operasi masuk ke dalam (kontrakan) dan memberikan peringatan kepada mereka, tapi mereka melakukan perlawanan dengan mengeluarkan satu revolver dan bom,” ujar Tito.
Tito menjelaskan bahwa dari dalam rumah kontrakan polisi menyita satu senjata api jenis revolver dan tiga buah bom pipa yang diletakkan di dalam sebuah tas ransel dan siap diledakkan. ”Jenis ledakan low explosive karena bahan baku pembuat bomnya adalah potasium nitrat. Itu merupakan bahan baku untuk bom low explosive,” terang dia.
Dia mengatakan, temuan bom di dalam rumah kontrakan dapat bertambah karena pihaknya juga menyita satu tas ransel lainnya yang diduga berisi bom atau bahan peledak lain. ”Minimal tiga bom pipa karena ada satu tas ransel yang belum dibuka,” bebernya. Sebagian bahan peledak yang ditemukan langsung dijinakkan dengan cara diledakkan di sekitar lokasi penggerebekan. Sebagian lainnya dibawa untuk diperiksa lebih lanjut.
Tito juga mengungkapkan bahwa salah seorang teroris yang bernama Omen merupakan residivis kasus kekerasan. Saat ditahan di LP Cipinang, Omen direkrut oleh Abu Haikal, yang tidak lain merupakan anak buah pentolan teroris Bom Bali I, yakni Dulmatin yang tewas pada 2010 silam. ”OM alias AR ini juga terkait dengan Ivan Hasibuan, tersangka penusukan pastur gereja di Medan,” paparnya.
Selang beberapa jam dari penggerebekan di Tangsel, tim Densus 88 juga melakukan penangkapan terduga teroris di tiga lokasi berbeda. Pada pukul 09.30, seorang terduga teroris jaringan Solo 2015 bernama Jhon Tanamal alias Hamzah ditangkap di Kelurahan Balai Nan Duo, Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Sumatera Barat. Hamzah diduga sebagai salah satu sumber pendanaan pembuatan bahan peledak dan bom untuk kelompok Abi Zaid.