Lasiyo Syaifuddin, ”Profesor” Pisang yang Bikin Penasaran Peneliti Asing

Meski tidak memiliki keahlian di bidang tanaman pisang, Lasiyo nekat mempromosikan gerakan tanam pisang itu kepada warga dusun. Memang tidak banyak varietas pisang yang ditawarkan ke warga. Misalnya pisang pulut, klutuk, kepok, ambon, byok, raja, dan uter.

Untung, niat baiknya tersebut disambut antusias oleh warga. Satu demi satu KK menyeriusi tanaman pisang di halaman rumah masing-masing. Untuk memudahkan koordinasi dan konsolidasi, warga kemudian membentuk kelompok tani (poktan) yang dinamai Puspita Hati. Poktan itu berperan mencarikan jalan keluar bagi masalah-masalah yang terjadi di lapangan. Mulai soal hama, pemupukan, hingga pemasaran pisang setelah dipanen.

Dalam masalah pemberantasan hama, sepak terjang Lasiyo patut diacungi jempol. Sebab, dialah yang memelopori pembuatan obat khusus hama dari berbagai ramuan organik. Selain bisa membasmi hama, ramuan tersebut mampu menggenjot kualitas pisang yang dihasilkan.

Siapa sangka, pria jebolan kejar paket B (setara SMP) itu mampu menghasilkan pestisida yang berkualitas. Di antaranya pestisida nabati yang bisa membuat bonggol pisang sehat dan bebas hama. Juga ada ramuan perangsang tumbuh kembang pohon pisang yang sanggup memotong masa pembibitan dari empat bulan menjadi dua bulan.

Penemuan ramuan perangsang tanaman itu terbilang cukup unik. Bukan dari buku-buku ilmiah, ide tersebut lahir dari eksperimennya yang berbau spekulatif. Lasiyo memadukan bawang merah dan kucai sebagai bahan ramuan. Dia sempat menguji coba ramuannya itu di tanaman lain. ”Saat mencangkok pohon melinjo, yang saya olesi (ramuan itu) dalam 1,5 bulan sudah keluar akarnya. Sedangkan yang tidak saya olesi baru keluar enam bulan kemudian,” jelas mantan buruh toko bangunan tersebut.

Saat ini terdapat 18 varietas pisang yang tumbuh subur di Dusun Ponggok. Antara lain raja bagus, raja bulu, raja sere, raja jengkel, kapok kuning, ambon kuning, ambon lumut, raja pulut, raja kidang, kojo atau pisang susu, raja sewu, pulut, klutuk, mas kirana, gabu atau koprek, byok, dan pisang moro sebo.

Nah, dari varietas-varietas tersebut, raja bagus menjadi pisang unggulan Dusun Ponggok. Rasanya yang manis dan dagingnya yang besar serta tidak berbiji membuat nilai jualnya tinggi. Satu tandan pisang raja bagus bisa dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu. ”Lumayan kan buat tambahan penghasilan warga,” tuturnya.

Tinggalkan Balasan