bandungekspres.co.id, BANDUNG – Habibi Garden, startup bidang sensor medium tanaman binaan Indigo Creative Nation (ICN) berkesempatan presentasi produknya di depan Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman, Frank Walter Steinmeier. CEO Habibi Garden, Dian Prayogi Susanto mengatakan, kesempatan langka tersebut diperolehnya dalam ajang Falling Walls 2016: Young Innovator of The Year yang diselenggarkan firma konsultan dunia AT Kearney di Berlin, Jerman, 9 November 2016 lalu.
Menurut dia, dalam helatan itu, peralatan dan layanan berbasis Internet of Things (IoT) untuk hasil panen pertanian lebih baik itu cukup memperoleh atensi baik dari audiens seluruh dunia termasuk Menlu Jerman.
”Salah satu topik pembicaraan saya dengan beliau adalah tentang besarnya potensi pemuda di Asia. Beliau berpesan, ’Saya sudah tua sebentar lagi meninggal, nasib dunia ada di tangan anak muda. Kuncinya tetap berinovasi’,” katanya belum lama ini.
Menurut dia, selain Menlu Jerman, dirinya juga berkesempatan presentasi di depan Menristek Jerman. Namun terpenting dari itu, selepas pertemua, dia menjadi punya kenalan dan jejaring secara global.
Banyak perorangan dan lembaga yang kemudian menawarkan kerjasama dan layanan di bidang akedemik guna menajamkan keluaran maupun kualitas produk dari sensor medium tanamam tersebut.
Habibi Garden menancapkan sejumlah sensor water proof ke dalam medium tanah, sehingga bisa terdeteksi kondisi tanah, kelembapan, tingkat air, hingga serapan pupuk pada sebuah tanaman.
Saat ini, sudah diujicobakan pada lima petani tomat di Cipanas, Jawa Barat, yang memungkinkan petani lebih akurat dan terukur dalam pengelolaan agrikultur sehingga hasil lebih memadai.
Mengacu hasil di lahan tersebut, rerata petani tomat Cipanas memperoleh lonjakan hasil panen dari biasanya 6.000 kg per lahan naik menjadi 7.000 kg per lahan petani setelah gunakan temuannya itu.
Dian mengatakan, pencapaian tersebut sejalan dengan keberhasilan dirinya menjadi peserta terpilih dari total 13 startup program ICN Batch II yang baru diumumkan pada Rabu, 2 November 2016 lalu.
”Kami terpilih sebagai peserta kriteria customer validation dengan suntikan modal Rp 10 juta, dan jika lolos tahap berikutnya, Indigo akan menambah lagi Rp 120 juta. Kami bersyukur makin terbuka soal industri digital setelah masuk ICN,” kata pria lulusan ITB angkatan 2007 ini.