Habibi Garden Presentasi Depan Menlu Jerman

Menurut dia, program inkubator yang telah ada sejak tahun 2009 tersebut memberi dua benefit utama. Yang pertama, kehadiran pementor yang menajamkan model bisnisnya secara berkelanjutan.

”Tadinya kami jual produk dan layanan kami kepada petani, tapi tak mudah. Mentor kami sudah berpengalamam dan sarankan sistem bagi hasil, ternyata jalan dengan baik,” katanya.

Dengan luas sekira 2.000 meter, instalasi memerlukan biaya sekitar Rp 20 juta.

Menggunakan pola bagi hasil, maka petani dan Habibie Garden secara keseluruhan akan mengalami proses break event pioint (BEP) dalam setahun saja. Petani pun diuntungkan karena tak perlu bea investasi namun hasil panen akan lebih melimpah.

Keuntungan kedua, kata pria yang kini melepas karirnya di sebuah perusahaan multinasional ini, adalah terbukanya jejaring lebih luas dalam cakupan Telkom Group yang berpengalaman di bidang digital.

”Contohnya selain di Indigo, kami yang berusia baru enam bulan ini, juga sudah menjajaki kerjasama dengan Telkomsel untuk menjadi salah satu layanan machine to machine (M2M) mereka ke depan,” pungkasnya. (ind/fik)

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan