Selain soal elpiji 3 kg, Abe juga menyampaikan perkembangan terkait dengan BBM satu harga. Terutama di daerah terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan anak usaha Petronas untuk mendistribusikan BBM. ’’Bisa saling impor, sudah dapat izin,’’ terangnya.
Maksud cara itu, BBM yang diedarkan di Krayan, Kalimantan Utara, misalnya, akan diambil dari Serawak, Malaysia. Meski bensin yang diambil merupakan milik negeri jiran, harga yang dilepas sama dengan nasional. Di daerah Malaysia yang susah dijangkau, tetapi dekat dengan Pertamina, bensinnya dipasok BUMN energi tersebut. ’’Ini hanya berlaku di perbatasan. Jauh lebih murah bagi kami ketimbang mengirimkan BBM pakai pesawat ke perbatasan,’’ ungkapnya.
Selama ini, Pertamina harus mengeluarkan biaya distribusi Rp 30 ribu per liter. Melalui mekanisme itu, ongkos distribusi bisa turun jadi Rp 10 ribu per liter.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa BBM satu harga akan dilanjutkan pada 2017. Bukan hanya di Maluku, Maluku Utara, ada 20 region, terutama pulau-pulau kecil seperti Pulau Enggano, Bengkulu. Pertamina disebut harus mengeluarkan Rp 1 triliun per tahun untuk memberikan subsidi BBM satu harga di seluruh Indonesia. (dim/c20/agm/rie)