Pancasila Jadi Solusi Permasalahan Bangsa

bandungekspres.co.id, JATINANGOR – Tiga pembicara kawakan diantaranya Ferry Mursidan Baldan mantan Menteri Agraria dan Tata Kelola Kabinet Kerja, Netty Prasetiyani Heryawan (Aktivis Wanita), dan Ki Agus Zaenal Mubarok (Dosen Hubungan Internasional FISIP Unpad), menjadi pembicara dalam Seminar Pancasila yang diinsiasi Badan Eksekutif Mahasiswa KEMA Unpad, Senin (31/10).

Ketiga pembicara memberikan pemaparan berbeda terkait dengan Tema Seminar Pancasila yaitu ‘Rejuvenasi Pancasila sebagai Solusi Permasalahan Bangsa’.

“Pancasila dari sudut pandang seorang politis, dimana Pancasila sebagai ideologi bukanlah lagi dianggap sebagai barang mewah. Kontekstual ideologi Pancasila harus dijadikan refleksi moral dan nilai yang melekat dalam setiap insan masyarakat Indonesia,” terang Ferry.

Ditambahkanya, kompetisi politis tidaklah meruntuhkan semangat persatuan Indonesia, dimana semangat kompetisi harus diibaratkan sebagai semangat persatuan yang dipahami secara utuh.

Sementara itu Istri Gubernur Jawa Barat, Netty Heryawan, memaparkan Pancasila dari sudut pandang seorang wanita dan aktivis. Pemaparan terkait kenyataan jika Indonesia dari segi keberagaman dan keunggulannya, yang kemudian disatukan dalam dasar Negara yaitu Pancasila.

“Setiap sila dalam Pancasila memiliki pemahaman yang mulia. Sebagai norma dasar yang memanusiakan manusia. Pemahaman komprehensif, perlu terdapat di dalamnya. Tidak bisa dipungkiri, salah satu hal yang menjadi tantangan adalah kemajuan teknologi yang mengganggu karakter bangsa,” tuturnya.

Ditambahkanya, seorang wanita memiliki peran penting untuk menyadarkan nilai dan norma Pancasila. Netty menyampaikan terdapat hal yang menjadi sorotan untuk memberikan pemahaman nilai Pancasila, ialah melalui keluarga, pendidikan, stake holder, dan negara.

Terakhir, pemaparan disampaikan Dosen Hubungan Internasional FISIP Universitas Padjadjaran, Ki Agus Zaenal Mubarok. Ia menyebutkan perlu adanya evaluasi bersama yang harus disadari bahwa terdapat dua politik yang terjadi di Indonesia yaitu politik romantika dan politik traumatik.

Hal tersebut harus disikapi secara bijaksana. Pancasila merupakan perjanjian luhur yang disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia melalui pemikiran panjang para founding fathers Indonesia. “Tantangan Global juga perlu menjadi perhatian khusus dalam menyikapi eksistensi Pancasila di Indonesia,” paparnya.

Setelah, pemaparan dari ketiga narasumber, antusias para peserta seminar pun tak berhenti dimana banyak pertanyaan yang disampaikan oleh peserta terkait dengan pemaparan dari narasumber. Diskusi pun berjalan begitu hangat yang pada akhirnya mendapat sebuah kesimpulan oleh Moderator Seminar. (kos/ign)

Tinggalkan Balasan