bandungekspres.co.id, TASIKMALAYA – Pesawat komersil ATR 72-500 dengan nomor registrasi PK-WFO milik Wings Air mendarat mulus di Lanud Wiriadinata, kemarin (17/10). Pesawat ini akan menjalani rute penerbangan Tasikmalaya-Halim Perdana Kusumah, Jakarta.
Pesawat yang dipiloti Kapten Isana Nur Ardi mendarat sekitar pukul 16.00 WIB setelah nonstop dari Halim Perdana Kusumah. “Semuanya berjalan lancar dan mulus, sesuai perhitungan,tidak ada kendala apapun,” ujar Isana saat ditemui wartawan di ruang tunggu Lanud Wiriadinata.
Dia mengungkapkan tidak ada kesulitan saat melakukan landing. Tapi, pihaknya tetap akan melakukan evaluasi dan membuat prosedur area. ”Meski lancar tetap harus evaluasi flight, agar semua benar-benar tidak ada masalah,” terangnya.
Menurut dia, idealnya panjang landasan di Lanud Wiriadinata yang akan berganti nama jadi Bandara Wiriadinata ini sekitar 1.400 meter. Sementara panjang landasan yang ada saat ini 1.200 meter. ”Jika ditambah lebih bagus, tambah 200 meter dan VOR akan lebih mantap,” paparnya.
Wali Kota Tasikmalaya Drs H Budi Budiman menyambut baik kedatangan pesawat Wings Air. ”Kita punya harapan dan target agar lanud secepatnya jadi bandara sipil. TNI-AU dan Menhub sudah memberi izin. Tinggal sekarang pelaksanaan,” katanya.
Budi menambahkan waktu tempuh Tasikmalaya-Jakarta melalui jalan darat saat ini sekitar 6 jam jika kondisi normal. Jika macet bisa lebih dari 12 jam. Belum lagi medan jalan yang berbelok-belok dan naik turun. ”Dengan pesawat terbang cukup ditempuh 45 menit saja. Untuk itu, kami secepatnya berkomunikasi lebih intensif dengan perusahaan penerbangan,” terangnya.
Orang nomor satu di Kota Tasikmalaya tersebut mengungkapkan bandara Wiriadinata merupakan target dan harapan Pemerintah Kota Tasikmalaya yang sudah lama diupayakan. ”Ini resolusi kita untuk membangkitkan ekonomi di Kota Tasik dan Priangan Timur,” ungkapnya.
Meski begitu, dia belum bisa memastikan kapan waktu operasional dari bandara Wiriadinata tersebut. Namun, diharapkan sebelum 2017 masyarakat sudah bisa menggunakan fasilitas trasportasi udara itu. ”Ya saya ingin secepatnya bandara ini beroperasi,” tuturnya.
Ditanya besaran biaya penerbangan, Budi mengaku masih dalam pembicaraan berapa yang ideal. Artinya menguntungkan perusahaan tapi juga tidak memberatkan masyarakat. ”Masih dalam bahasan. Kami berharap terjangkau oleh semua lapisan masyarakat,” tuturnya.