Kota Bandung Jadi Contoh di World Culture Forum

Emil –sapaan akrab Ridwan Kamil- mengungkapkan, saat ini kondisi kota di banyak bagian dunia tengah ekstrem. Manusia lebih dulu memilih foto ketimbang membantu saat melihat sebuah keadaan memprihatinkan. Padahal, menggunakan teknologi harusnya tidak seperti itu. Boleh dekat dengan teknologi, tapi jangan tinggalkan nilai-nilai kemanusiaan. Belum lagi, kota yang ditinggali selalu ada di bayang-bayang ancaman, perang, kejahatan dan konflik. Di sisi lain dunia semakin kompetitif dan terhubung satu sama lain. ’’Realita modernitas saat ini begitu. Jika kita membangun budaya peradaban kota tanpa sisi kemanusiaan, maka berakhir sudah (kotanya),’’ terang dia.

Menurut lulusan Master Urban Design, University of California, Barkeley ini, sebua kota akan disebut gagal bila tidak bisa menyeimbangkan pembangunan dengan alam, manusia, dan Tuhan. Jika semua pembangunan berjalan selalu menggunakan pendekatan ekonomi maka dimensinya akan terbatas. Maksudnya, betul kota itu akan maju, tapi manusianya tidak bahagia. Budaya sebagai ekspresi manusia akan dibatasi. Padahal, budaya akan berhasil baik, ketika manusia menyelesaikan masalahnya tanpa batasan. Tidak selalu menyerahkannya kepada negara. Hal itu secara sederhana tertuang dalam semangat gotong royong yang dipunya Indonesia.

Oleh karena itu, tambah Emil, berhasil atau tidaknya WCF, adalah pesan tentang hal pembangunan kota yang seimbang ini tersampaikan sampai atau tidak. Apakah berbentuk kebijakan, regulasi atau hal lain. ’’Mudah-mudahan yang saya presentasikan bisa membawa pengaruh kepada WCF. Bisa menginspirasi kota-kota lain di dunia,’’ kata wali kota berlatarbelakang arsitek ini. (hen)

Program Kota dengan Tiga Harmoni;

  1. Harmoni Alam
  • Urban Farming Bandung.
  • Membangun lebih dari 15 taman.
  • Mengubah daerah kumuh dengan pendekatan dialog dan solutif.
  • Merevitalisasi dan membersihkan sungai kotor.
  • Mengubah air kotor dengan teknologi dan membuatnya jadi tempat bermain anak-anak.
  • Menjaga akses ke objek wisata alam di Kota Bandung.

 

  1. Harmoni Manusia
  • Berkomunikasi langsung dengan warga Kota Bandung melalui media sosial.
  • Setiap Jumat malam, Wali Kota makan bersama keluarga yang belum berkecukupan.
  • Membawa tontonan film bioskop ke kampung-kampung. Disisipi kampanye program pemerintah.
  • Setiap minggu ada festival kota. Lebih dari 100 festival setahun tingkat kota. Dan seribuan festival di tingkat kecamatan dan kelurahan.
  • Bandung Fun Days memiliki tema tertentu setiap hari. Hari Senin tanpa nasi. Hari Selasa tanpa rokok. Hari Rabu menggunakan Bahas Sunda. Hari Kamis berkomunikasi dengan Bahasa Inggris. Hari Jumat bersepeda ke kantor.
  • Mengecat bersama fasilitas publik.
  • Warga memproduksi sendiri sejumlah kebutuhan fisik untuk perbaikan kampung.
  • Program Andai Aku Wali Kota.
  • Aktif melibatkan perempuan dalam berbagai kegiatan pemerintah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan