”Selain dari tempat duduk, kita pun bisa masuk ke arena lapangan sepakbola. Jika di dunia nyata hal ini tak mudah bahkan dilarang, maka kita bisa rasakan sensasi menginjak rumput lapangan sepakbola kualitas wahid. Sensasi menjadi pesepakbola profesional bisa dirasakan, sekalipun raga kita boleh jadi masih pakai celana pendek sedang rebahan di kamar tidur,” papar dia.
Lalu, saat pengguna keluar stadion, maka aplikasi dan kacamata ini akan memberikan panduan. Artinya, proses simulasi keberangkatan/kepulangan terjadi dengan sendirinya sehingga penonton akan lebih mudah pada saat berkesempatan datang ke stadion aslinya.
Selain suasana stadion (seperti GLBA dan Si Jalak Harupat yang sudah disiapkan), ada juga contoh lain arena seperti GOR Citra Arena untuk basket di Cikutra, Kota Bandung. Konsep besarnya hampir sama, yakni kita bisa melihat seperti apa seluruh suasana di lapang basket terbaik di Jawa Barat ini. Bahkan, kita bisa lihat detil jenis kayu apa yang digunakan untuk alas lapangan tersebut. ”Sayang, VR ketika pertandingan berjalan terkendala hak lisensi siaran yang dimiliki mitra resmi kegiatan PON,” ujar dia.
”Kami berikan aplikasi ini gratis. Masyarakat hanya cukup mengunduh aplikasi VR dengan tulisan PON2016 Virtual Reality, lalu siapkan sendiri kacamata VR. Setelah itu, sebagian arena bisa kita nikmati dengan cuma-cuma,” sambung Arief. (rls/fik)