Dua trek lurus panjang ditambah beberapa tikungan cepat bakal menjadikan sirkuit ini ajang adu power mesin. Aragon adalah salah satu trek dengan putaran berbalik dengan arah jarum jam. Dari 16 tikungan hanya empat di antaranya yang akan dilibas dengan kecepatan sangat rendah dengan gigi satu atau dua. Misalnya tikungan 1, 5, 9, dan 14. Sedangkan setelah keluar dari tikungan 15 trek lurus panjang dilanjutkan melewati hairpin (T16) dalam kecepatan tinggi dan kembali ke trek lurus hingga garis start-finis.
Meski menguntungkan Honda dan Ducati, Yamaha tetap punya peluang besar menang di Aragon. Power Yamaha di trek lurus juga terbukti mumpuni musim ini. Bahkan dua tahun terakhir Jorge Lorenzo adalah juara di Aragon. Juara bertahan MotoGP itu kini tertinggal 18 poin dari Rossi dalam perebutan posisi kedua klasemen.
Kemenangan terakhirnya terjadi di Mugello Mei lalu. Kembali ke balapan kandangnya Lorenzo kini menjadi pembalap yang lapar kemenangan.
”Trek ini tidak pernah cocok dengan motor kami. Tapi dalam beberapa tahun terakhir kami bisa menang beberapa kali,” paparnya.
Bagi bintang Suzuki Ecstar Maverick Vinales kemenangan di Silverstone telah mendongkrak kepercayaan dirinya. Kondisi cuaca atau suhu di trek yang tidak menentu kembalu membuka peluang untuk bertarung dengan rider-rider tim pabrikan utama lainnya.
”Beberapa balapan sebelum kami lebih khawatir dengan temperatur panas, tapi setelah di Misano kami lebih percaya diri karena kami juga mampu bersaing di temperatur tinggi,” jelasnya.
Vinales sempat mengeluhkan stabilitas bagian belakang GSX-RR tunggangannya khusunya ketika trek dalam kondisi panas. Ban yang mudah terkikis membuat motornya sering kehilangan grip pada ban belakang. Biasanya terjadi di akhir-akhir balapan. (cak/nit)